Liputan6.com, Jakarta - Terkait soal masalah Pondok Pesantren Al-Zaytun, Menkopolhukam Mahfud MD, menekankan penyelesaian polemik dilakukan melalui tiga pendekatan.
Mahfud kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/7/2023) mengatakan, tiga pendekatan itu antara lain terkait dengan masalah hukum,  masalah administrasi pendidikan, dan masalah keamanan.Â
"Pokoknya penyelesaiannya tiga pendekatan. Satu masalah hukum, akan diselesaikan oleh Polri, kemudian masalah administrasi pendidikannya akan dibina dan dipantau terus," katanya.
Advertisement
"Selanjutnya masalah keamanan, karena ada masalah sosial, ada masalah politis sedikit-sedikit itu, diselesaikan oleh Gubernur Jawa Barat Pak Ridwan Kamil bersama aparat vertikal," katanya lagi.
Menurut Mahfud, tidak ada yang perlu disampaikan secara khusus terkait dengan perkembangan penanganan Ponpes Al Zaytun, termasuk soal pemanggilan pengasuh ponpes itu oleh Bareskrim Polri atas dugaan penistaan agama.
Sementara itu, penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri, Senin pagi, menyatakan belum ada konfirmasi terkait dengan kehadiran pengasuh Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang untuk keperluan klarifikasi.
Dalam penanganan kasus Ponpes Al Zaytun, Bareskrim memproses dengan cepat sesuai dengan instruksi dari Menkopolhukam Mahfud MD.
Bareskrim menerima dua laporan polisi terkait dengan dugaan penistaan agama oleh pengasuh Ponpes Al Zaytun. Laporan dilayangkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Forum Advokat Pembela Pancasila (DPP FAPP) terhadap Panji Gumilang pada hari Jumat (23/6) dan Ken Setiawan dari NICC Center pada hari Selasa (27/6/2023).
Â
Ada Beking?
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara terkait tudingan dirinya membekingi Pondok Pesantren atau Ponpres Al-Zaytun. Bantahan itu lantaran menegaskan dirinya bukan preman yang memiliki kemampuan membekingi seseorang atau lembaga.
"Emang preman kok jadi beking. Itu yang ngomong (membekingi) itu suruh sekolah dulu itu, biar pintar dikit," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 26 Juni 2023.
Meski begitu, Moeldoko memang mengaku dekat dengan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Tetapi menurutnya, kedekatan tersebut hanya sebatas komunikasi politik agar bisa mengetahui apa yang terjadi di Ponpes Al Zaytun. Dia menegaskan bahwa dirinya memang harus membangun komunikasi yang baik dengan siapapun.
"Emang kenapa (dekat)? Nggak boleh apa dekat? Ya biasa saja (dekatnya dengan Panji Gumilang). Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya Kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan gitu. Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya," beber Moeldoko.
Selain itu, Moeldoko mengaku sudah pernah datang ke Ponpes Al Zaytun saat masih menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi pada tahun 2010-2011. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai menjadi kepala staf kepresidenan.
"Saya dua kali. Waktu (masih) pangdam dulu ya. Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana," kata Moeldoko.
Sebelumnya, Panji Gumilang memberikan klarifikasi terkait tudingan bahwa lembaga asuhannya, Ponpes Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran Islam.
Dalam sesi wawancara khusus Tim Liputan6 SCTV, Panji Gumilang mengaku tidak ambil pusing dengan isu yang berkembang di luar Pondok Pesantren Al-Zaytun. Pihaknya saat ini hanya fokus pada keberlangsungan pendidikan ponpes.
Advertisement