Liputan6.com, Tabalong - Alam Kalimantan yang masih asri membuat para petualang berdecak kagum. Mulai dari hutan, sungai, danau, hingga lautan yang banyak menyimpan pesona. Salah satunya adalah Goa Liang Tapah yang terletak di Desa Gargata, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Gua dengan luas sekitar 220 meter ini menjadi salah satu dari 67 geosite di Geopark Meratus dengan menyajikan keindahan alam yang tidak kalah menarik dengan gua-gua lain di Tanah Air. Bebatuan stalaktit dan stalagmit yang terbentuk dari kumpulan kalsium karbonat dari air yang menetes, menjadikan goa ini semakin eksotis.
Goa Liang Tapah juga menjadi rumah bagi sekelompok kelelawar dan burung sriti (sejenis walet). Tak heran, pengunjung dapat menemukan sarang kelawar yang menggantung di dinding-dinding gua yang rendah.
Advertisement
Di gua ini juga terdapat Telaga Bidadari, yakni kolam air tawar yang berada di dalam gua. Airnya yang jernih kebiru-biruan seakan-akan mengajak para pengunjung untuk berenang di dalamnya. Tak hanya itu sinar matahari dari lubang di langit-langit gua yang langsung jatuh menyinari air, semakin menambah keindahan telaga.
Telaga ini memiliki kedalaman sekitar hingga 10 meter, tetapi pengunjung yang tidak bisa berenang tak perlu khawatir untuk menikmati segarnya air gua. Sebab, di area gua juga terdapat kolam yang dalamnya hanya 1,5 meter.
Cave tubing atau menghanyutkan diri dengan ban menjadi olahraga alternatif yang dapat pengunjung lakukan di Goa Liang Tapah. Sambil menyusuri sungai yang mengalir dari dalam hingga ke mulut gua. Gua ini jaraknya sekitar 90 menit dari pusat Kota Tanjung, ibu kota Kabupaten Tabalong. Akses menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kemudian, pengunjung perlu berjalan kaki sekitar 300 meter untuk mencapai lokasi.
Sementara, untuk tiket masuknya Rp15.000 per orang dengan fasilitas yang tergolong memadai. Di kawasan ini terdapat toilet, area parkir, gazebo, hingga warung-warung yang menyediakan beraneka makanan dan minuman.
Â
Sejarah di Balik Penamaan Goa Liang Tapah
Di balik keindahannya, ternyata keberadaan telaga ini juga erat hubungannya dengan legenda yang melatarbelakangi penamaan Goa Liang Tapah. Kisah tersebut diyakini sebagian masyarakat lokal dan kemudian diceritakan secara turun-temurun.
Menurut cerita, Goa Liang Tapah dihuni oleh ikan tapah raksasa. Ikan langka ini dikenal sebagai predator ganas yang suka memakan ikan-ikan lain, bahkan temannya sendiri. Maka masyarakat sering menyebut gua ini dengan nama Goa Liang Tapah yang berarti gua tempat sarang ikan tapah.
Dalam kondisi normal, ikan air tawar ini bisa mencapai panjang 2,4 meter dengan berat maksimal 70 kilogram. Namun, ikan tapah yang tinggal di gua konon ukurannya lebih besar berkali-kali lipat dari pada umumnya.
Saking besarnya, ikan itu tidak bisa membalikkan tubuh untuk keluar. Akhirnya, ikan itu terperangkap di aliran sungai yang ada di dalam Goa Liang Tapah. Penduduk setempat meyakini bahwa ikan tapah raksasa masih hidup dan tinggal di Goa Liang Tapah hingga saat ini dan keluar pada saat-saat tertentu, seperti ketika air sungai meluap.
Berdasarkan kepercayaan itu, pengunjung juga tidak diperkenankan untuk masuk ke Goa Liang Tapah sendirian mengingat kondisi lantai gua yang licin, ditambah adanya aliran sungai di dalam gua. Oleh karena itu, menjelajah bersama-sama merupakan pilihan tepat bagi para pengunjung.
Advertisement