Sukses

Menikmati Keindahan Pemandangan Sawah Terasering Ceking di Bali

Terasering juga memiliki arti suatu pola atau teknik bercocok tanam yang dilakukan dengan sistem bertingkat atau berteras-teras sebagai upaya pencegahan terjadinya erosi tanah yang banyak diterapkan di Pulau Dewata Bali.

Liputan6.com, Gianyar - Pernah mendengar kata terasering? Pengertian terasering merupakan bangunan konservasi tanah dan air yang secara mekanis dibuat guna memperkecil kemiringan lereng atau mengurangi panjang lereng dengan cara menggali dan mengurug tanah melintang lereng.

Terasering juga memiliki arti suatu pola atau teknik bercocok tanam yang dilakukan dengan sistem bertingkat atau berteras-teras sebagai upaya pencegahan terjadinya erosi tanah yang banyak diterapkan di Pulau Dewata Bali.

Sistem pertanian terasering ini lazim ditemukan di Pulau Dewata Bali. Bali merupakan surganya pemandangan alam, di mana sistem terasering hampir digunakan di seluruh persawahan di Pulau Dewata. Sawah berundak-undak indah dengan sistem pengairan terasering tersebut merupakan salah satu cara untuk konservasi lingkungan sehingga tidak terjadi erosi.

Sementara itu Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama Hindu yang selalu menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup saling berdampingan, bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak terdapat riak-riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa damai.

Konsep tersebut salah satunya diwujudkan masyarakat Bali melalui terasering di mana manusia hidup selaras, serasi dan seimbang dengan alam yaitu dengan konservasi lingkungan. Karena terasering merupakan upaya mencegah terjadinya erosi tanah di lereng-lereng perbukitan yang menjadi lahan persawahan.

Salah satu pemandangan alam terasering yang indah tersebut bisa ditemukan di wilayah Ceking Ubud, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali.

Daerah Ceking Ubud tersebut memiliki pemandangan alam terasering yang sangat indah, hamparan hijau persawahan  berundak-undak nampak terlihat seperti lukisan.

Terasering Ceking adalah salah satu bukti nyata bagaimana orang Bali menghargai alam, seperti ajaran yang mereka pahami dari konsep kosmologi Tri Hita Karana.

2 dari 2 halaman

Kekayaan Alam Milik Bali

Sistem terasering tak hanya dijadikan sebagai ajang swa foto, tetapi kita bisa belajar dari masyarakat Bali yang menerapkan sistem terasering untuk pertanian mereka khususnya padi.

Masyarakat di Pulau Bali menerapkan pola penanaman padi yang didasarkan dengan perhitungan ala Hindu Bali. Ketika Anda sedang berlibur ke wilayah tersebut, Anda bisa menanyakan falsafah tersebut langsung kepada para petani.

Jika ingin menikmati pemandangan hijau yang mengagumkan tersebut dengan bonus sunset silahkan datang ke terasering Ceking sekitar pukul 16.00-18.00. Kawasan ini menghadap ke arah timur yang akan memberikan pemandangan indah kala matahari akan hilang dari pandangan atau terbenam dari arah barat. Warna jingga keemasan tersaji dan juga aroma segar hembusan angin yang jauh dari polusi bisa dinikmati di sana.

Menuju daerah tersebut kita akan melalui jalan yang di kanan kirinya terdapat toko suvenir dan juga kafe dan resto yang terletak tepat di seberang kawasan sawah berundak itu berada.

Apabila melakukan perjalanan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menuju terasering Ceking Ubud bisa dilalui dengan motor atau mobil kurang lebih 2 jam. Hanya cukup merogoh kocek Rp 5.000-10.000, Anda bisa memarkirkan kendaraan tidak jauh dari terasering Ceking. 

Jika kurang puas hanya melihat dari pinggir jalan, Anda bisa menikmati hidangan dari kafe dan restoran yang berada di sepanjang jalan sembari menikmati pemandangan indah nan asri dari terasering Ceking.

Penasaran? yuk jadwalkan berlibur ke terasering Ceking di Ubud, Gianyar, Bali.