Sukses

Mengenal Rumput di JIS yang Disebut Tidak Masuk Standar FIFA

Publik tengah ramai membahas rumput di Jakarta International Stadium (JIS) yang tidak masuk standar FIFA sehingga pemerintah pun akan segera menggantinya. Memang seperti apa rumput di JIS saat ini?

Liputan6.com, Bandung - Jenis rumput yang digunakan di Jakarta International Stadium (JIS) tengah menjadi sorotan. Diketahui rumput yang digunakan tersebut dikabarkan tidak memenuhi standar dari FIFA.

JIS sendiri menjadi salah satu opsi venue penyelenggara laga Piala Dunia U-17 2023. Usai ditinjau sejumlah pejabat, rupanya JIS ternyata benar-benar tak sesuai standar FIFA.

Setidaknya ada beberapa hal yang membuat stadion yang minim pertandingan itu tak diakui FIFA. Salah satunya rumput stadion.

Menurut Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadjimuljono, rumput di JIS tak sesuai standar FIFA. Semua rumput tersebut akan diganti untuk gelaran Piala Dunia U-17 2023. Total anggaran yang dibutuhkan untuk mengganti rumput ini kira-kira Rp6 miliar.

Guna menyesuaikan dengan standar FIFA, rumput di JIS akan diubah dan teknisnya akan dilakukan di bawah Kementerian PUPR. Pemerintah pun akan mengganti rumput di Stadion JIS dengan anggaran Rp6 miliar.

Anggaran tersebut pun kabarnya berasal dari pemerintah pusat, pemprov DKI, serta anggaran dari swasta. Selain memperbaiki rumput, Menteri Basuki pun mengatakan akan turut memperbaiki akses keluar penonton.

Lantas, apa jenis rumput yang dipakai JIS? Simak penjelasannya berikut.

2 dari 2 halaman

Rumput Hibrida

Jenis rumput yang digunakan di Jakarta International Stadium atau JIS adalah rumput hibrida, yaitu perpaduan dari rumput sintetis dan rumput alami.

Perlu diketahui, jenis rumput ini pun sama dengan beberapa stadion di klub-klub Eropa salah satunya Allianz Arena.

Bahkan, sebetulnya telah sesuai dengan standar yang ada pada FIFA yaitu jenis lapangan rumput hibrida.

Namun, rumput hibrida tersebut pun masih dibagi dalam tiga kategori lain yaitu akar yang diperkuat, tipe karpet, serta serat yang dijahit.

Adapun jenis rumput yang digunakan di JIS termasuk rumput hibrida tipe karpet yang dinilai bermasalah karena media tanam dan kurangnya pencahayaan.

Menurut Chairman Karya Rama Prima (KaErpe) Qamal Mustaqim selaku tim ahli yang turut mengevaluasi, rumput JIS tersebut memang tidak sesuai standar FIFA karena ditanam pada karpet sintetis. 

"Rumput jenisnya jabonika cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya," ujar Qamal mengutip dari Merdeka.com.

Qamal juga menjelaskan karpet sintetis yang menjadi media tanam tersebut terpantau dangkal sehingga rumput tidak bisa menembus hingga ke tanah. Terlebih lagi rumput pun tidak mendapatkan sinar matahari dan air yang cukup untuk tumbuh.

"Medianya dangkal, jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup," dia menegaskan.