Sukses

7 Fakta Menarik tentang Persis Solo

Persis Solo adalah tim kebanggaan masyarakat di Solo raya yang lahir pada tahun 1923 silam, ada fakta-fakta menarik yang wajib diketahui. Berikut ulasannya

Liputan6.com, Solo - Persis Solo adalah klub lokal yang berdiri di Kota Surakarta pada tahun 1923 silam, klub tersebut menjadi kebanggaan utama pecinta sepak bola di wilayah Solo Raya itu.

Untuk diketahui Laskar Sambernyawa itu diakuisisi oleh pengusaha-pengusaha muda Indonesia salah satunya adalah putra Presiden RI Joko Widodo, yakni Kaesang Pangarep.

Bersama rekannya Kevin Nugroho, Kaesang menyulap klub berjuluk Laskar Sambernyawa tersebut menjadi salah satu klub dengan kemajuan paling pesat, tidak sampai 2 tahun tim tersebut sukses dalam pengelolaan yang baik mulai dari bismis, manajemen, dan potensi sport tourismnya. Dimana tim tersebut juga memajang piala juara Liga 2 tahun 2021 lalu di Persis Store sebagai pemantik pengunjung yang hadir.

Berikut Liputan6.com merangkum 7 fakta menarik yang wajib diketahui tentang Persis Solo :

1. Salah Satu Pendiri PSSI

Persis Solo klub sepak bola profesional berbasis di Kota Surakarta dengan nama awal Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Pada tahun 1935 resmi berganti nama menjadi Persis Solo, klub ini juga menjadi satu dari tujuh pendiri federasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Klub ini lahir pada 8 November 2923.

2. 14 Tahun Promosi Kasta Tertinggi Sepak Bola

Persis Solo pernah terpuruk dan berkali-kali gagal naik kelas di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Kurang lebih Persis Solo berada 14 tahun berada di ksata kedua sepak bola hingga akhirnya 27 Desember 2021 lolos promosi ke Liga 1. Sejak saat itulah Laskar Sambernyawa mulai berkompetisi di Liga 1 dengan 18 klub lainnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Diakuisisi Kaesang Pangarep

3. Bermarkas di Stadion Manahan Solo

Persis Solo menggunakan Stadion Manahan Solo sebagai kandang mereka untuk menjamu tim-tim tamu yang akan melakoni laga melawan tim Berjuluk Laskar Sambernyawa itu. Di stadion tersebut Persis Solo selalu mendapatkan dukungan dari para pendukungnya yang tersebar di wilayah Solo Raya, dengan basis terbanyak di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

4. Diakuisi Kaesang Pangarep

Tahun 2021 lalu Persis Solo diakuisi oleh Kaesang Pangarep, Kevin Nugroho, dan Erick Thohir dengan kepemilikan saham 40 persen saham sebagai Direktur utama, Kevin Nugroho 30 persen saham, sementara Erick Thohir memiliki saham 20 persen, dan 10 persen lainnya dimiliki anggota Persis Solo. Di tangan mereka Persis Solo berubah menjadi klub profesional yang maju pesat. Ditunjukkan dengan dibangunnya store dan juga cafe yang menggandeng pelaku UMKM di sekitar Solo. 

5. Pendukung Fanatik Pasoepati

Persis Solo memiliki pendukung fanatik di mana pada era tahun 2000-an selalu memerahkan Stadion Manahan Solo. Penampilan kreatifitas mereka dengan berbagai koreo, pendukung tersebut dikenal dengan sebutan Pasoepati. Meski berjalannya waktu semakin banyak komunitas pendukung Persis Solo seperti, Holickers, Garis Keras 1923, Surakartans, dan juga ULtras 1923.

Hal itu tak mengurangi loyalitas Pasoepati dalam memberikan dukungan untuk Persis Solo, meski saat ini jumlah keanggotaan Pasoepati tidak sebanyak dulu. Namun, mereka masih menunjukkan eksistensinya setiap Laskar Sambernyawa itu berlaga.

3 dari 3 halaman

Deklarasi Mataram is Love

 

6. Klub Idola Pembalap Formula 1

Tak hanya memiliki pendukung dari basis suporter yang loyalitas, rupanya seorang pembalap Formula 1 satu-satunya asal Indonesia, Rio Haryanto itu merupakan penggemar berat klub Persis Solo.

Rio Haryanto yang lahir 22 Januari 1993 itu putra asli dari kota yang dikenal dengan sebutan Kota Bengawan itu

7. Deklarasi Mataram Is Love

Persis Solo menjadi jembatan para suporternya mendeklarasikan Mataram Is Love pada 4 Okotober 2022 silam. Deklarasi itu diinisiasi salah satu pentolan suporter Pasoepati Agoes Warsoep yang menyatakan perdamaian dengan suporter asal DIY Brajamusti basis pendukung PSIM Yogyakarta.

Sejak saat itulah hubungan suporter Solo Yogyakrta semakin harmonis dan tidak pernah ditemui lagi adanya rivalitas lantaran sepak bola di tanah Mataram itu.