Sukses

Cerita Wali Kota Chairul Panggil 9 Pembatik Tersisa Bangkitkan Lagi UMKM Batik Tarakan

Batik bukan hanya monopoli orang Jawa, di Tarakan, Kalimantan Utara, juga ada kain batik dengan motif yang beragam.

 

Liputan6.com, Jakarta - Batik bukan hanya monopoli orang Jawa, di Tarakan, Kalimantan Utara, juga ada kain batik dengan motif yang beragam, yang terinspirasi dari flora dan fauna. Selain proses pewarnaannya dilakukan menggunakan bahan alami, motif batiknya pun harus ditulis bukan batik print. 

Wali Kota Tarakan Chairul dalam acara Diskusi UMKM di Festival6, yang digelar di Senayan Park, Sabtu (8/7/2023) mengatakan, awalnya dirinya menjabat wali kota, batik Tarakan tidak berkembang, Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) batik seperti mati suri. Dirinya kemudian memanggil para pembatik yang masih bertahan.

"Saya panggil 9 pembatik di Tarakan yang masih ada. Saya tanya, kok gak lanjut batik-batik ini? Alasannya, tidak ada yang beli pak. Buat apa bikin kalau tidak ada yang beli," kata Chairul menceritakan.

Lantas Chairul pada 2019 langsung membuat kebijakan wajib pakai batik untuk ASN. Awalnya ada yang memakai batik Trenggalek dan batik Jawa lainnya. 

"Kita ubah, kita buat batik khusus buat ASN, harus pakai batik Tarakan," katanya.

Dari situ, kemudian UMKM batik Tarakan mulai menggeliat kembali. Momen pandemi Covid-19, kata Chairul, juga menjadi pemicu lain, yang membuat para ibu dan UMKM mulai memikirkan cara bagaimana mereka untuk berusaha lagi agar tetap menghasilkan. Hasilnya kini sudah beberapaUMKM Batik Tarakan yang mulai go internasional. 

"Khas batik tarakan, pakai pewarna alami, tidak boleh diprint, pakai tangan batik tulis, gak ada yang pakai cetakan. itu yang ternyata disukai negara lain, di Jepang misalnya," katanya.

Chairul menyebutkan, menurut data statisik sektor UMKM Tarakan menyumbang 76 persen dari PDRB Tarakan. Awalnya saat dirinya menjabat Wali Kota, jumlah UMKM di Tarakan hanya 7.000-an, pada Oktober 2022 meningkat pesat menjadi 28.000 UMKM. Chairul mengatakan, penggunaan teknologi menjadi tantangan utama dalam pengembangan UMKM di Tarakan.

"Ini ekses dari pandemi, sekarang sudah banyak mandiri dan produk semakin baik," katanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Sepintas Tentang Batik Tarakan

Batik Tarakan terkenal dengan motifnya yang terinspirasi dari flora dan fauna. Dibuat menggunakan bahan-bahan alami yang ditulis tangan bukan diprint. Berikut dua UMKM Batik Tarakan diantara begitu banyak pengusaha batik di Tarakan:

Batik Pakis

Tumbuhan pakis adalah adalah salah satu kekayaan alam Kota Tarakan yang diabadikan dalam motif batik oleh perajin batik Adi Setyo Purwanto. Mulai menekuni kerajinan batik pada 2011, saat ini batik hasil karyanya yang diberi nama Batik Pakis Asia menjadi salah satu cinderamata yang wajib dibeli wisatawan.

Di galeri batik Pakis Asia di Jalan Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas, Tarakan Timur, Kota Tarakan wisatawan bisa melihat langsung proses produksi batik oleh para perajin, mulai dari tahap pembuatan motif, melukis menggunakan canting, proses pewarnaan, pencelupan, hingga pengeringan. Batik Pakis Asia menyediakan dua jenis batik, yaitu batik cap dan batik tulis dengan material bahan beragam. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta.

Awalnya Batik Pakis Asia hanya dikenal di kalangan masyarakat Kota Tarakan saja. Namun, saat ini kerajinan batik tersebut sudah populer di daerah-daerah lain bahkan hingga ke negeri tetangga.

Batik Kubedistik

Selain Batik Pakis Asia, Kota Tarakan juga punya Batik Kubedistik. Di Batik Kubedistik, Kota Tarakan, wisatawan bisa mendapatkan batik dengan motif khas Kalimantan untuk dikoleksi sendiri atau dijadikan oleh-oleh khas dari Tarakan.

Batik Kubedistik (Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik) adalah hasil kerajinan anggota Komunitas Difabel Tarakan di bawah asuhan Sony Lolong. Sony yang sebelumnya seorang pembatik, merangkul para difabel yang ada di Kota Tarakan untuk dilatih membuat kain batik.

Motif batik Kalimantan memang khas dengan gambar pucuk pakis untuk mengangkat karifan lokal. Pakis-pakisan memang banyak tumbuh di Tarakan dan biasanya dikonsumsi sebagai sayur pelengkap nasi. Ada juga motif Padaw Tujuh Dulung yang merupakan perahu khas suku Tidung Pesisir.

Batik ini juga menggunakan pewarna alami, yaitu dari tumbuhan yang banyak ditemui di Tarakan, seperti daun mangrove, daun rambutan, kulit jengkol dan lain-lain. Karena itu, bisa dikatakan bahwa Batik Kubedistik adalah kerajinan batik ramah lingkungan.