Sukses

Kisah Karyawati Tak Mempan Gendam di Toko Madura

Karena gagal, para WNA itu memilih kabur dari toko Madura

Liputan6.com, Bangkalan Tiga warga negara asing, satu laki-laki dan dua perempuan, diduga melakukan gendam di sebuah toko oleh-oleh di pusat kota Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Gendam adalah istilah kejahatan untuk penyalahgunaan ilmu hipnotis. Mereka yang terkena hipnotis akan menuruti apa saja yang diperintahkan padanya.

Beruntung, upaya gendam tersebut tak mampu memperdaya dua karyawati toko. Para WNA berparas Timur Tengah itu pun memilih kabur tanpa berhasil mengambil apapun isi toko.

Dalam rekaman CCTV toko yang beredar di media sosial, dua perempuan WNA masuk duluan ke dalam toko. Tak seperti lazimnya pengunjung lain yang biasa melihat-lihat dan berkeliling dulu sebelum membeli, keduanya langsung mengambil satu barang dan kemudian menuju kasir sambil menyerahkan uang kertas pecahan Rp100 ribu.

"Yang satu gemuk, satunya lagi sudah nenek-nenek," Kata Nur Aini, karyawan toko, Sabtu (8/7).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Mantra Money

Di meja kasir itulah drama gendam di mulai. Karena tak memahami percakapan bahasa Arab keduanya, Nur Aini menerka-nerka barangkali mereka bertanya soal harga. Ia pun menjelaskan bahwa barang itu harganya Rp15 ribu dalam bahasa Inggris.

Alih-alih berinteraksi, kedua WNA itu, cuma mengucapkan kata money berulangkali yang membuat Nur Aini dan rekannya Maulida kian bingung.

"Ketika saya mau ngasih yang kembalian, Mereka nggak mau dan terus bilang money, money dan money," Ujar dia.

Di tengah kebingungan meladeni dua perempuan itu. giliran si pria yang menutupi wajahnya dengan masker masuk ke dalam toko.

Dia langsung menuju ke etalase yang memajang baju-baju koko dan gamis. Dia sempat menanyakan harga, juga menjajal sejumlah baju.

Masuknya si pria ini diduga untuk mengalihkan perhatian dan agar membuat karyawati kian bingung. Karena upaya ini tak juga berhasil, mereka pun bergegas pergi meninggalkan toko.

"Alhamdulillah, tidak ada barang toko yang hilang. Mereka pergi dan mengambil lagi uang seratus ribunya," tutur Maulidia, karyawati toko lainnya.