Sukses

7 Fakta Unik tentang Persija Jakarta yang Jarang Diketahui

Persija Jakarta adalah klub asal ibu kota yang memiliki basis suporter besar bernama The Jakmania

Liputan6.com, Jakarta - Persija Jakarta adalah tim yang lahir pada 28 November 1928 silam. Tim yang biasa disebut Macan Kemayoran tersebut menjadi salah satu klub sepak bola paling sukses di Indonesia dengan basis di DKI Jakarta.

Cikal bakal Persija Jakarta bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ).

Persija yang pernah menjuarai 2 kali liga nasional, dan 9 kali juara perserikatan, didirikan satu bulan setelah sumpah pemuda. Persija memiliki jumlah suporter besar bernama The Jakmania untuk suporter laki-laki dan Jak Angel untuk sebutan suporter wanitanya.

Di bawah ini Liputan6.com merangkum beberapa data yang didapatkan dari halaman internet dan sumber beberapa buku yang wajib diketahui oleh suporter fanatik dari Persija Jakarta. Berikut faktanya:

1. Lahir di Tanah Abang

VIJ lahir dan didirikan pertama kali di wilayah Tanah Abang menggunakan lapangan Petojo di Pulo Piun, ini adalah lapangan pertama yang digunakan oleh VIJ atau Persija Jakarta. Persija Jakarta kurang lebih 23 tahun menggunakan lapangan tersebut untuk berkompetisi internal hingga pertandingan skala nasional.

Kemudian pindah ke Stadion IKADA, Stadion Menteng, Stadion Lebak Bulus, Stadion Gelora Bung Karno GBK), Stadion Madya, dan saat ini Jakarta Internasional Stadium (JIS). Lantaran masih terkendala bebera faktor, Persija Jakarta belum bisa menggunakan JIS untuk home base mereka.

Persija Jakarta hingga laga perdana mereka di kompetisi Liga 1 2023/2024 masih menggunakan Stadion GBK sebagai kandang mereka.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Voetbalbond Indonesische Jacatra

2. Pendiri PSSI

Persija Jakarta menjadi satu dari tujuh klub yang mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), wakil VIJ atau Persija Jakarta Mr Soekardi hadir di pembemtukan PSSI di Societeit Hadiprojo, Yogyakarta Sabtu 19 April 1930 silam. Beberapa nama juga tercatat ikut membesarkan klub ini di antaranya M.H Tamrin (pahlawan nasional), dan juga Habib Ali Kwitang. 

3. 9 Kali Juara Perserikatan

Selain pernah menjuarai sebanyak 9 kali gelar perserikatan, Persija Jakarta juga banyak meraih juara dalam kompetisi nasional lainnya, bahkan 4 Kali Juara Internasional. 

4. The Jakmania

Klub Macan Kemayoran itu memiliki suporter fanatik dan terbesar di Indonesia yang biasa dikenal sebagai The Jakmania (laki-laki) dan Jak Angel (wanita). Awalnya Anggota The Jakmania adalah kumpulan suporter dari warga Betawi, namun berjalannya waktu banyak anggotanya berasal dari luar Jakarta bahkan tersebar hampir di seluruh Provinsi di Indonesia.

The Jakmania berdiri sejak era ligina tepatnya 19 Desember 1997 silam, ide pendirian The Jakmania dari manager Persija Jakarta Diza Rasyid Ali yang mendapatkan dukungan dari Gubernur Jakarta Sutiyoso kala itu.

 

3 dari 3 halaman

Spesialis Tim Usiran

5. Antem Persija Menyatukan Kita Semua

Persija memiliki dua anthem yang biasa dikumandangkan sebelum dan sesudah mereka menjalankan laga pertandingan yakni, satu jiwa dan Persija menyatukan kita semua. Anthem tersebut diciptakan oleh The Jakmania sebagai persembahan untuk klub yang mereka dukung dan cintai itu.

6. Nomor yang Dipensiunkan

Untuk memberikan tanda penghormatan kepada para pendukung fanatiknya The Jakmania, Persija Jakarta tidak menggunakan angka 12 untuk nomor punggung pemainnya. Lantaran nomor tersebut diberikan kepada suporter mereka sebagai pemain ke-12 di klub Macan Kemayoran itu.

Tak hanya nomor 12, Persija Jakarta juga mengistirahatkan nomor 20 yakni milik Bambang Pamungkas atau yang karib disapa Bepe. Nomor punggung 20 itu menjadi sejarah perjalanan panjang Bepe berkarier sebagai atlet sepak bola Indonesia.

7. Tim Usiran

Persija Jakarta tak sekali dua kali menjadi tim yang harus terusir dari kandang mereka setelah Stadion Lebak Bulus digusur. Sejak mulai menggunakan Stadion GBK sebagai home base Persija lebih banyak menghabiskan laga kandangnya dengan meminjam Stadion Candrabhaga di Bekasi Jawa Barat.

Sudah tak terhitung berapa kali Persija Jakarta harus merelakan Stadion GBK untuk digunakan konser musik dan kegiatan politik.