Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta menjadi salah satu kota tujuan wisata populer. Ada beragam destinasi wisata yang dapat ditemukan di Kota Gudeg ini, mulai dari destinasi wisata alam hingga beragam bangunan lawas yang Instagramable.
Namun, di balik pesona cantik destinasi wisata di Yogyakarta, ternyata kota ini juga menyimpan cerita mistis yang berkembang di masyarakat sekitar. Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet cerita mistis Yogyakarta yang populer.
1. Cerita Mistis Tumbal Jembatan Gondolayu
Advertisement
Jembatan Gondolayu Yogyakarta berlokasi tidak jauh dari Tugu Pal Putih ternyata menyimpan kisah horor. Pada malam hari, jembatan Gondolayu menjadi salah satu spot nongkrong muda-mudi.
Baca Juga
Terbentang di atas kali Code, jembatan Gondolayu meruapkan peninggalan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Jembatan Gondolayu dibangun pada 1840-an saat Perang Diponegoro masih berlangsung.
Saat pertama kali dibuat, jembatan Gondolayu terbuat dari batang bambu yang disatukan. Setelah beberapa tahun berselang barulah konstruksi pembangunan jembatan ini menggunakan beton.
Konon, agar jembatan berdiri kokoh, ada tumbal yang harus dikorbankan. Meski hanya mitos, masih banyak masyarakat setempat yang meyakini kebenaran cerita turun-temurun tersebut.
Tumbal yang dikorbankan adalah sepasang suami istri yang baru melangsungkan pernikahan, yakni Ratmi dan Ngatino. Pasangan ini mengalami nasib sial setelah dijemput paksa tentara Belanda tidak lama setelah melangsungkan akad nikah.
Tangan mereka diikat dan disumpal mulutnya, kemudian dilempar ke dasar pondasi jembatan, lalu diuruk, terpendam bersama material jembatan lainnya.
Cerita Mistis Bank Gaib di Pusat Kota
2. Cerita Mistis Bank Gaib di Pusat Kota
Bank di Yogyakarta ini tidak lagi beroperasi sejak 1998 dan terbengkalai hingga saat ini. Dari luar bangunan ini dapat menggambarkan kemegahannya sebagai bangunan bank pada masa lalu.
Namun, suasana horor langsung terasa tak lama setelah memasuki kawasan gedung tersebut. Di depan gedung itu, terdapat patung yang terkenal dengan sebutan Gupala atau Dwarapala.
Wujud patung ini seperti raksasa yang sedang duduk dan memegang gada. Patung ini bertugas untuk menjaga gerbang atau pintu.
Patung ini juga berfungsi untuk menahan energi negatif atau untuk melindungi bangunan tersebut dari gangguan. Konon patung tersebut didiami sisa-sisa energi jahat yang diperbuat oleh manusia, sehingga apabila kurang beruntung, Anda bisa melihat bola mata patung ini bergerak mengamati gerak-gerik pengunjung yang masuk ke kawasan bank gaib ini, terutama apabila berniat jahat.
Masuk ke dalam gedung, terdapat meja yang tersusun rapi layaknya bank pada umumnya. Namun, siapa sangka setiap meja dipercaya didiami sosok yang berdiri di belakang meja tersebut layaknya teller pegawai bank.
Sosok tersebut sengaja ditaruh oleh pengguna gedung tersebut untuk menjaga keuangan gedung itu. Gedung ini disebut-sebut masih beroperasi sebagai perbankan gaib, tempat transaksi manusia dengan niat tertentu dengan penghuni-penghuni yang berada di bank ini.
Manusia-manusia yang memiliki niat tersebut diwajibkan memberikan tumbal kepada para penjaga bank ini. Kemudian tumbal-tumbal itu akan diikat qorinnya dengan bangunan tersebut.
Tak heran apabila gedung bekas bank ini menjadi bangunan terangker di Yogyakarta.
3. Cerita Bioskop Angker
Kisah mistis tidak hanya terjadi bangunan-bangunan kuno di Yogyakarta. Cerita soal bioskop angker di Yogyakarta pun juga berkembang.
Sebuah bioskop Yogyakarta yang kondang menyimpan cerita-cerita horor yang berkembang dari mulut ke mulut. Kisah ini bermula pada pertengahan 1990-an, ketika itu bangunan itu adalah bioskop terbesar kedua di Yogyakarta.
Kebakaran terjadi di gedung bioskop itu dan menewaskan banyak penonton yang sedang menikmati film di dalamnya. Sampai saat ini, belum diketahui penyebab kebakaran gedung bioskop di Yogyakarta ini.
Kurang lebih 10 tahun bangunan itu mangkrak dengan kondisi porak-poranda akibat kebakaran. Kemudian, di tempat yang sama, dibangun bioskop baru. Kisah-kisah misteri seperti suara aneh sampai penampakan makhluk halus kerap mewarnai kawasan itu.
4. Rumah Kentang Kotabaru
Rumah Kentang Kotabaru berada di Kelurahan Kotabaru, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, tepatnya di seberang SMA Stella Duce I. Berbeda dari Rumah Kentang Bandung, dengan mitos bocah Belanda meninggal setelah masuk kuali kentang, tidak ada tragedi apa pun yang terjadi di rumah ini.
Namun, masyarakat sekitar kerap mencium aroma kentang yang cukup menyengat dari rumah ini di waktu-waktu tertentu. Masyarakat sekitar meyakini bahwa aroma kentang yang terkadang secara tiba-tiba muncul menusuk hidung itu menandakan kedatangan sosok genderuwo.
5. Kandang Menjangan
Kandang Menjangan atau yang sering dijuluki Panggung Krapyak merupakan salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta. Bangunan berbentuk ruangan menyerupai kubus ini berada di Kampung Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Selain bersejarah, bangunan yang sudah berusia ratusan tahun ini terkenal cukup angker. Bahkan, beberapa warga juga memiliki cerita mistis yang pernah dialaminya saat melewati Kandang Menjangan ini.
Menurut beberapa sumber, pada 1990, seorang warga pernah mengalami kejadian mistis saat melintas di bundaran bangunan tersebut. Saat perjalanan pulang dari bekerja pada malam hari, mobil yang ia kendarai secara sadar justru terus berputar selama tiga kali tanpa berhenti.
Cerita lain datang dari seorang mahasiswa yang melihat sosok bayangan putih saat lampu motornya menyorot ke celah-celah pintu jendela bangunan tersebut. Saat diperhatikan lebih saksama, sosok tersebut tampak menggantung dan mengayun-ayunkan kakinya.
Bahkan, kepalanya juga ikut bergerak mengikuti gerakan dari mahasiswa yang lewat tersebut. Hal itu sontak membuat si mahasiswa ketakutan.
Â
Advertisement
Mitos Perempatan Palbapang
6. Mitos Perempatan Palbapang
Salah satu mitos yang masih dipercaya sejak dulu adalah mitos perempatan Palbapang, Bantul, Yogyakarta.
Perempatan yang menghubungkan Jalan KH Wahid Hasyim di utara, Jalan Samas di selatan, Jalan Srandakan di barat, dan Jalan Sultan Agung di timur, ini berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Terdapat Rumah Sakit Khusus Paru Respira di dekat Perempatan Palbapang.
Meski strategis, perempatan Palbapang ini menyimpan momok tersendiri di baliknya. Masyarakat percaya, perempatan ini memiliki kekuatan mistis yang dapat memperburuk kondisi seseorang yang melewati jalan ini. Pengguna jalan yang tidak menjaga perilaku bahkan akan diganggu oleh 'penunggu' perempatan tersebut.
Konon, pembangunan rumah sakit paru di dekat lokasi tersebut sempat tersendat karena kesulitan menanam paku bumi. Seolah-olah terdapat karet di tanah, sehingga membuat paku bumi sulit ditanam.
Masyarakat juga percaya, orang yang memang kondisinya sedang kurang baik atau sakit sebaiknya tidak melewati perempatan tersebut. Jika tetap dilakukan, maka akan menimbulkan malapetaka berupa sakit yang tak kunjung sembuh dan bisa berujung kematian.
Selain berkaitan dengan mitos orang sakit, Perempatan Palbapang juga memiliki mitos lain yang cukup populer, yakni pengantin harus melepas ayam saat melewati perempatan ini. Terdapat mitos yang melarang pengantin melewati jalan ini, tetapi jika hal itu tak bisa dihindari, maka pengantin tersebut harus melepaskan ayam sebagai penolak bala.
Jika hal itu tak dilakukan, konon pernikahan mereka akan ditimpa musibah. Selain ayam, tak jarang mereka juga akan meletakkan sesaji di tugu perempatan.
Tradisi melepas atau 'membuang' ayam ini tak hanya untuk menghindari musibah, tetapi juga sebagai bentuk sedekah. Ayam yang dilepas dipercaya tidak mudah terserang penyakit dan biasanya ditangkap warga sekitar sebagai bentuk berkah.