Sukses

Masjid Sememen Kauman, Bukti Jejak Islam di Kampung Kauman Solo

Semula, Masjid Sememen Kauman merupakan tanah wakaf dari Ketib Sememi.

Liputan6.com, Solo - Tak hanya dikenal dengan kampung batiknya, Kampung Kauman, Solo, juga dikenal sebagai kampung santri. Kampung Kauman memiliki tradisi religius yang terlihat dari peninggalan sebuah bangunan masjid, yaitu Masjid Semenen Kauman.

Masjid Sememen Kauman hanya satu dari sekian banyak peninggalan masjid, langgar, dan musala yang ada di gang-gang kecil Kampung Kauman. Masjid Sememen Kauman merupakan salah satu masjid tua di Kampung Kauman.

Masjid ini berlokasi di Jalan Trisula VI, Kauman, Solo. Jika diperhatikan, masjid ini memiliki gaya arsitektur yang unik, yakni adanya ukiran-ukiran kayu yang memperlihatkan ciri-ciri bangunan lawas.

Mengutip dari surakarta.go.id, konon Masjid Sememen Kauman merupakan peninggalan dari Ketib atau Khotib Sememi. Tokoh pengulu agama bergelar Kanjeng Kiai Pengulu (KKP) Tafsir Anom ini makamnya berada di Pajang, satu kompleks dengan makam para pengulu lain dari Kauman.

Semula, Masjid Sememen Kauman merupakan tanah wakaf dari Ketib Sememi. Dibangun pada 1890 M, bangunan ini bergaya 'indies jawa klasik' dengan arsitekturnya yang masih asli.

Selain itu, terdapat menara masjid yang tak begitu tinggi di sisi kanan. Menara tersebut sangat mirip dengan menara Panggung Sangga Buwana yang dimiliki Keraton Surakarta Hadiningrat. Menara tersebut berbentuk heksagonal yang memiliki arti arah mata angin dan empat unsur alam, yakni air, angin, api dan tanah.

Saat melihat dari arah depan, masjid tersebut memiliki pintu utama dengan empat daun pintu. Pintu tambahan lain juga terdapat di samping kiri dan kanan, yang masing-masingnya memiliki dua daun pintu.

Material pintunya pun masih terlihat terawat, tebal, dan bersih. Masing-masing pintu itu membingkai kaca tembus pandang, sehingga bagian ruang utama untuk salat bisa dilihat dari luar.

Sebelum dinamai masjid, awalnya bangunan ini sering disebut sebagai Langgar Sememen oleh warga setempat. Seiring perkembangan waktu, nama tersebut kemudian diubah menjadi Masjid Sememen Kauman. 

Masjid Sememen Kauman memang termasuk masjid kecil karena tidak memiliki halaman. Namun, terdapat teras atau serambi yang langsung berbatasan dengan jalan atau gang kecil yang menjadi akses masuk ke masjid tersebut. 

(Resla Aknaita Chak)

Video Terkini