Sukses

Tren Gaya Hidup Frugal Living, Irit atau Pelit?

Untuk memulai tren gaya hidup dengan konsep frugal living bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut.

Liputan6.com, Yogyakarta - Baru-baru ini, gaya hidup frugal living menjadi perbincangan warganet. Beberapa orang menyebut gaya hidup ini sebagai bentuk penghematan, tetapi tak sedikit pula yang menyebut gaya hidup ini tergolong pelit.

Mengutip dari djkn.kemenkeu.go.id, frugal living adalah gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak. Namun, konsep frugal living tidak sedangkal itu.

Dalam melakukan konsep ini, seseorang akan mengalokasikan dananya secara sadar (mindfull), penuh pertimbangan, dan analisis yang baik. Selain itu, mereka juga memiliki strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Seseorang yang mengadopsi frugal living akan memilih memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar. Mereka juga akan lebih memilih untuk membeli produk lokal berkualitas dibandingkan dengan barang bermerek.

Mayoritas dari mereka adalah orang yang tidak memusingkan fesyen atau gawai yang kekinian. Para penganut frugal living akan menikmati hidup berkualitas dengan standar yang mereka tetapkan tanpa harus goyah dengan pendapat orang lain.

Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang yang telah mereka tetapkan atau targetkan. Kajian atas konsep frugal living pun semakin berkembang dan mulai berkaitan dengan keberlangsungan kehidupan seluruh manusia di masa yang akan datang.

Konsep hidup frugal living secara langsung dapat berhubungan dengan upaya-upaya menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan. Untuk memulai tren gaya hidup dengan konsep frugal living bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

1. Buat tujuan finansial (financial goals) yang jelas dan masuk akal

Tujuan keuangan merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam frugal living. Merumuskan financial goals yang jelas dan masuk akal akan membantu meningkatkan kualitas kehidupan, sehingga upaya yang dilakukan tidak sia-sia.

Kamu bisa membuat tujuan keuangan, seperti mengumpulkan dana pernikahan, membeli rumah, membeli mobil, tabungan pendidikan anak, merencanakan pensiun dini, atau mengamankan dana darurat yang cukup. Selain itu, tujuan finansial untuk memiliki dana pensiun yang cukup juga bisa diterapkan.

 

2 dari 2 halaman

Paham Kebutuhan

2. Pahami kebutuhan vs keinginan

Saat akan mengalokasikan dana, penting untuk memahami kebutuhan dan keinginan. Hasil analisis terhadap perilaku konsumen menunjukkan bahwa pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup jauh lebih besar daripada pengeluaran membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan.

Pikirkan kembali sebelum membeli barang atau hal lain. Pastikan barang tersebut merupakan barang yang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat.

3. Hindari utang konsumtif

Memiliki hutang atau kredit yang harus dibayarkan setiap bulan dalam jangka waktu tertentu tak jarang akan mengacaukan sistem keuangan. Untuk menghindari hal ini, tinggalkan gaya hidup membeli barang komsumtif yang tidak dibutuhkan.

4. Merasa nyaman untuk tidak terpengaruh tren

Terus menerus mengikuti perkembangan fesyen, gawai atau gadget, mobil, atau benda-benda lain adalah sesuatu hal yang sangat dihindari dalam konsep frugal living. Tren juga merupakan strategi marketing untuk meningkatkan permintaan konsumen.

Menghindari siklus konsumerisme dan tidak melakukan impulsive buying adalah perilaku yang harus dijaga dalam frugal living. Untuk memulainya, kamu bisa berusaha untuk tidak memikirkan ekspektasi orang lain atas diri sendiri.

5. Miliki persepsi dan kesadaran bahwa hidup bukan untuk saat ini saja

Dengan menerapkan konsep frugal living, maka kamu harus menyadari bahwa hari esok masih ada. Banyak hal yang masih harus diperjuangkan, seperti masih ada anak-anak yang perlu dibiayai, masih ada generasi penerus yang akan menggantungkan hidupnya di bumi ini, masih ada hari tua menanti, dan lain sebagainya.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Video Terkini