Sukses

Bangun Perspektif Global, Forum Perdamaian untuk Ukraina Libatkan Generasi Muda Indonesia

Forum ini mempertemukan akademisi muda, aktivis dan jurnalis, untuk berpartisipasi dalam diskusi mendalam tentang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Forum Peace for Ukraine atau Perdamaian untuk Ukraina diselenggarakan oleh Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dengan melibatkan kaum muda Indonesia dalam dialog penting bertema upaya membangun perdamaian secara global.

Bertepatan dengan Hari Keadilan Pidana Internasional, forum ini menekankan pentingnya melindungi masyarakat dari kejahatan perang dan mencegah tindakan yang mengancam perdamaian, keamanan dan kesejahteraan warga dunia.

Forum ini mempertemukan akademisi muda, aktivis dan jurnalis, untuk berpartisipasi dalam diskusi mendalam tentang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Acara ini bertujuan untuk membangun perspektif global di antara para pemimpin masa depan Indonesia dan memperkuat suara generasi muda serta kontribusi mereka terhadap perdamaian dan diplomasi.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket mengatakan peran aktif anak muda dalam memahami isu global yang penting dan krisis kemanusiaan seperti yang terjadi di Ukraina.

"Saya sangat terkesan dengan kedalaman keterlibatan mereka dan kualitas diskusi hari ini," ujarnya, Senin (17/7/2023).

Forum ini juga dibuka dengan sambutan dari Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, dan Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, Valerie Julliand.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menyampaikan bahwa Forum Perdamaian untuk Ukraina merupakan pengingat tentang pentingnya melibatkan kaum muda dalam dialog dan membangun perspektif global tentang upaya mewujudkan perdamaian di Ukraina.

"Kita harus ingat bahwa perdamaian sejati bukan hanya berarti tidak adanya perang tetapi adanya keadilan," ujarnya.

Sementara Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand menyampaikan kenyataan yang dialami rakyat Ukraina sangat tragis, maka posisi PBB terhadap perang di Ukraina sangat jelas.

"Kami mengecam agresi Rusia terhadap Ukraina. Majelis Umum PBB telah mengadopsi dua resolusi yang menuntut Rusia untuk mengakhiri invasinya ke Ukraina. Perang di Ukraina berdampak pada masyarakat di luar korban dalam negeri," jelasnya.

Menurutnya Ukraina merupakan aktor penting dalam perdagangan global, perang telah menyebabkan kekurangan makanan dan bahan bakar, menyebabkan krisis pangan dan kenaikan harga secara global. PBB diciptakan untuk melakukan segala kemungkinan untuk menjaga perdamaian.

"Perdamaian bukan hanya tidak adanya perang. Perdamaian perlu dibangun, dikonstruksi kembali dan dikonsolidasikan," katanya.

 

 

 
2 dari 2 halaman

Kompleksitas Konflik Ukraina

Pada diskusi panel interaktif, para pembicara dan peserta mengeksplorasi kompleksitas konflik Ukraina dan dampaknya bagi perdamaian global:

1. Sesi berjudul ‘Apa Kabar Ukraina? Percakapan Antar Warga' menampilkan pembicara Kris Mada, jurnalis Harian Kompas, dan Vanda Sakinah, seorang warga negara Indonesia yang memiliki pengalaman langsung tentang perang di Ukraina.

2. Sesi tentang 'Disinformasi dan Propaganda tentang Perang di Ukraina’ menghadirkan Radityo Dharmaputra, peneliti kajian Eurasia, dan Ika Ningtyas, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sebagai pembicara.

3. Sesi terakhir, 'Apa yang bisa dilakukan oleh warga Indonesia? Dari Kaum Muda Indonesia untuk Dunia,' menghadirkan pandangan Abigail Amuria, pendiri platform media What is Up Indonesia, dan Safina Maulida, seorang aktivis muda dari Milk Tea Alliance.

"Melalui Forum Perdamaian untuk Ukraina, Uni Eropa ingin mendorong dialog di antara anak muda tentang perdamaian dan keadilan global dan tentang peran kaum muda di bidang ini. Para pemikir muda adalah penggerak perubahan, kita perlu mendengarkan mereka,” ujar Duta Besar Vincent Piket.