Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak dongeng menarik dan seru yang bisa dibawakan sebelum tidur untuk anak-anak. Di balik ceritanya yang seru dan banyak makna, dongeng sebelum tidur juga memiiki segudang manfaat untuk anak dan orangtua.
Baca Juga
Advertisement
Membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak-anak menjadi salah satu kebiasaan baik yang menyenangkan. Apalagi American Academy of Pediatrics, menyebutkan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk membangun kedekatan antara anak dan orangtua.
Tidak ada salahnya jika Anda memulai kebiasaan ini dari sekarang. Anda bisa membacakan dongeng kepada si Kecil saat malam hari, atau di waktu santai. Dengan begitu, Anda bisa merasakan beberapa manfaat membacakan dongeng seperti berikut.
5 Manfaat Membacakan Dongeng untuk Si Kecil
1. Mengembangkan Imajinasi
Seperti diketahui, dunia anak-anak adalah imajinasi dan kreativitas. Namun, setiap anak memiliki tingkat imajinasi yang berbeda, tergantung dari stimulus yang didapatkan.
Salah satu cara untuk mengembangkan imajinasi anak-anak adalah dengan membacakan mereka cerita. Dengan ini, anak-anak bisa mengasah imajinasinya dan tumbuh menjadi lebih kreatif.
2. Membangkitkan Minat Baca
Membacakan dongeng juga menjadi salah satu cara memperkenalkan buku kepada anak-anak dan meningkatkan minat baca. Pastikan untuk memberikan buku dongeng bergambar yang juga kaya warna.
3. Mempererat Hubungan Anak dan Orangtua
Membacakan buku biasanya dilakukan saat waktu santai, termasuk sebelum tidur, di mana Anda bisa bermanja-manja dengan si Kecil, sembari bercanda. Ini menjadi salah satu cara membangun kedekatan yang lebih intens antara anak dan orangtua.
4. Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Saat orangtua membacakan dongeng, secara otomatis anak akan mengamati dan belajar berbagai kosakata baru. Anak yang sering dibacakan cerita oleh orang tuanya juga terbukti lebih pintar dalam pelajaran bahasa saat memasuki usia sekolah.
5. Melatih Daya Ingat
Membacakan dongeng sebelum tidur juga menjadi salah satu cara untuk melatih daya ingat si Kecil. Ini bisa dilakukan dengan cara melemparkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi dongeng.
Advertisement
4 Dongeng Sebelum Tidur untuk Si Kecil
Biji Pohon Oak dan Labu
Di sebuah desa, tinggallah seorang petani yang sedang sibuk memikirkan besarnya sebuah labu dan kecilnya batang dimana labu itu tumbuh.
"Apa yang Tuhan pikirkan kira-kira ya?" katanya pada diri sendiri.
"Tuhan mungkin menumbuhkan labu tersebut di batang yang kurang sesuai. Seandainya saya yang menciptakan labu ini, saya akan menumbuhkan dan menggantungnya di pohon oak. Seharusnya di sanalah tempat yang tepat. Buah yang besar, sepantasnya berasal dari pohon yang besar! Sayang sekali!" katanya kepada diri sendiri.
"Sebagai contoh, biji pohon oak ini, yang sekecil jari tangan saya, seharusnya digantungkan pada batang labu yang kurus ini."
Karena terlalu banyak berpikir dan berangan-angan, petani tersebut menjadi mengantuk dan berbaring di bawah pohon Oak, dan tidak berapa lama kemudian, dia tertidur dengan pulas.
Saat itulah sebuah biji pohon oak jatuh tepat di atas hidungnya. Petani itu terkejut dan terbangun dari tidur sambil mengusap hidungnya yang kesakitan dan mengeluarkan darah.
"Aduh.. aduh..!"teriaknya.
"Hidungku berdarah, bagaimana seandainya sesuatu yang lebih berat jatuh dari pohon ini dan menimpa kepala saya? Bagaimana seandainya biji pohon oak ini adalah sebuah labu? Saya tadinya meragukan ciptaan-Nya, sekarang saya telah mengerti semuanya dengan sempurna."
Lalu sang Petani itupun memuji dan bersyukur kepada Tuhan sambil berjalan pulang ke rumahnya.
Nelayan dan Ikan Kecil
Suatu hari, seorang nelayan miskin yang menggantungkan hidup berdasarkan hasil tangkapan ikannya mengalami kejadian kurang beruntung. Dia hampir tidak mendapatkan tangkapan, kecuali seekor ikan kecil.
Ketika dia akan memasukkan ikan kecil itu ke keranjangnya, ikan kecil itu berkata:
"Mohon lepaskan aku, tuan nelayan! Saya sangat kecil hingga tidak berharga untuk dibawa pulang ke rumah. Saat saya menjadi lebih besar nanti, saya akan menjadi santapan yang lebih lezat untuk tuan."
Tetapi sang Nelayan tetap menaruh ikan tersebut di keranjangnya.
"Betapa bodohnya saya jika melepaskan ikan ini." kata Nelayan.
"Bagaimana kecil pun ikan yang saya tangkap, tetap lebih baik daripada tidak ada tangkapan sama sekali."
Semut dan Kepompong
Seekor semut merayap dengan gesit di bawah sinar matahari. Memanjat pohon, dan menelusuri ranting dengan lincah. Dia sedang mencari makanan saat tiba-tiba dia melihat kepompong tergantung di selembar daun.
Kepompong itu terlihat mulai bergerak-gerak sedikit, tanda apa yang ada di dalamnya akan segera keluar. Gerakan-gerakan dari kepompong tersebut menarik perhatian semut yang baru pertama kali ini melihat kepompong yang bisa bergerak-gerak.
Dia mendekat dan berkata: ”Aduh kasian sekali kamu ini” kata semut itu dengan nada antara kasihan dan menghina.
“Nasibmu malang sekali, sementara aku bisa lari kesana kemari sekehendak hatiku, dan kalau aku ingin aku bisa memanjat pohon yang tertinggi sekalipun, kamu terperangkap dalam kulitmu, hanya bisa menggerakkan sedikit saja tubuhmu.”
Kepompong mendengar semua yang dikatakan oleh semut, tapi dia diam saja. Beberapa hari kemudian, saat semut kembali ketempat kepompong tersebut, dia terkejut saat melihat cangkang kosong kepompong.
Saat dia sedang bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi dengan isi dari kepompong itu, tiba-tiba dia merasakan hembusan angin dan adanya kepakan sayap kupu-kupu yang indah di belakangnya.
“Wahai semut, lihatlah diriku sekarang baik-baik,” kupu-kupu yang indah menyapa semut yang tertegun melihatnya.
“Akulah mahluk yang kau kasihani beberapa hari lalu! Saat itu aku masih ada di dalam kepompong. Sekarang kau boleh sesumbar bahwa kau bisa berlari cepat dan memanjat tinggi. Tapi mungkin aku tidak akan perduli, karena aku akan terbang tinggi dan tidak mendengar apa yang kau katakan.”
Sambil berkata demikian, kupu-kupu itu terbang tinggi ke udara dan dalam sekejap hilang dari pandangan sang semut.
Semut dan Merpati
Pada suatu hari, ada seekor semut yang sedang berjalan-jalan mencari makan di pinggir sungai. Seperti biasa, dia berjalan dengan riang dan karena kurang hati-hati tiba-tiba ia terjatuh ke dalam sungai. Arus sungai menghanyutkannya, semut itu timbul tenggelam dan kelelahan berusaha untuk menepi tapi tidak berhasil.
Seekor burung merpati yang kebetulan bertengger di ranting pohon yang melintang di atas sungai melihat semut yang hampir tenggelam dan merasa iba. Burung merpati ini memetik daun dan menjatuhkannya didekat semut. Semut merayap naik ke atas daun dan akhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dengan bantuan daun tersebut, mendarat di tepi sungai.
Tidak lama kemudian, sang semut melihat seorang pemburu burung sedang mengendap-endap berusaha mendekati burung merpati yang telah menolongnya tadi. Semut menyadari bahaya yang membayangi merpati yang baik tersebut, segera berlari mendekati pemburu, dan menggigit kaki sang pemburu.
Pemburu itu kesakitan dan terkejut, mengibaskan ranting yang tadinya akan digunakan untuk menangkap burung. Burung Merpati menyadari keberadaan pemburu yang sibuk mengibas-ngibaskan ranting kesakitan. Akhirnya sang burung pun terbang menyelamatkan dirinya.