Liputan6.com, Solo - Masjid Al Fatih Kepatihan berlokasi di Jalan Kepatihan, Solo. Saat melintas di Jalan Pamedan Kepatihan, sebelum Gedung Kejaksaan Negeri Surakarta, di sisi sebelah barat akan tampak bangunan masjid yang memiliki arsitektur khas keraton.
Jika dilihat dari bagian depan, masjid ini tampak seperti masjid baru atau modern. Hal itu karena bagian depan masjid ini memang merupakan bangunan baru.
Namun, saat memasuki bagian dalamnya, masjid ini sangat kental dengan nuansa arsitektur khas keraton. Masjid Al Fatih yang berada di Kepatihan ini merupakan salah satu masjid tua di Kota Surakarta.
Advertisement
Baca Juga
Letaknya yang berada di Kampung Kepatihan juga menjadi salah satu bukti usia masjid ini yang sudah tua. Seperti yang diketahui, Kampung Kepatihan juga merupakan salah satu kampung tua di Kota Solo.
Adapun bagian teras masjid sangat nyaman dijadikan tempat singgah karena terasa adem dan sejuk. Tak heran, saat siang banyak orang yang datang ke masjid ini untuk beribadah sekaligus beristirahat sejenak.
Dahulu, masjid ini hanya memiliki satu ruangan. Ruangan tersebut kini digunakan sebagai ruang utama untuk salat.
Dalam perkembangannya, beberapa ruangan pun mulai ditambahkan. Salah satu ruangan kini berfungsi sebagai serambi atau beranda masjid.
Terdapat beduk berukuran sedang di serambi masjid tersebut. Secara tampilan, beduk tersebut juga merupakan beduk lawas yang telah lama ada.
Â
Dominasi Warna Biru Putih
Bangunan masjid ini didominasi warna biru dan putih, baik dari unsur material hingga bangunannya. Tiang-tiang yang berada di serambi dan ruang utama pun berwarna biru.
Warna biru tersebut sangat mirip dengan warna biru khas Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pada bagian langit-langit ruangan yang ditutup kayu, juga dipoles dengan warna biru.
Menariknya, pintu-pintu dan jendela masjid ini tampak estetik dengan tambahan aksen ukiran yang sangat detail. Adapun pada bagian ventilasi juga tak luput dari keindahan ukir.
Pada bagian ruang utama untuk salat, terdapat tiang atau saka guru dari kayu jati yang menjadi penyangga atap masjid. Empat tiang tersebut menjadi salah satu ciri khas bangunan-bangunan yang dipengaruhi oleh arsitektur Jawa.
Pada bagian serambi, terdapat sekitar 12 tiang penyangga dari kayu jati ukir berwarna biru. Adapun mimbar yang berada di dalam masjid juga tampak unik karena dipenuhi ukiran detail berbahan kayu jati. Pada masa agresi militer Belanda kedua, Kampung Kepatihan sempat porak-poranda, termasuk Masjid Al Fatih Kepatihan. Masjid ini menjadi bagian penting perjalanan Kampung Kepatihan.
Mengutip dari surakarta.go.id, masjid ini sudah ada sejak 1312 Hijriah. Masjid ini sekaligus menjadi peninggalan masa pemerintahan Pakubuwono X.
Pembangunan Masjid Al Fatih Kepatihan dilakukan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV yang saat itu menjabat sebagai Pepatih Dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Konon, Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV membangun masjid tersebut atas perintah Pakubuwono X sebagai mahar lamaran.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement