Liputan6.com, Mamuju - Kemendikbud Ristek terus memasifkan sosialisasi dan workshop Kurikulum Merdeka kepada seluruh tenaga pendidik baik jenjang SD, SMP, SMA sederajat dan SLB. Kurikulum merdeka ditargetkan Kemendikbud Ristek untuk diimplementasikan tahun depan.
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulfikri mengatakan saat ini dia sedang menghimpun masukan dengan menggelar workshop dan sosialisasi. Dia ingin mengatahui apa saja kendala yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaan kurikulum merdeka.
"Karena prinsip kita, kurikulum ini disusun dan dirancang sesederhana mungkin sehingga bisa diterapkan dalam situasi seminim apapun. Karena sasaran utamanya adalah bagaimana kita melihat pelayanan kepada setiap anak," kata Zulfikri di Mamuju, Minggu (23/07/23).
Advertisement
Baca Juga
Zulfikri menambahkan, kurikulum merdeka berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang hanya berfukus pada perbaikan kurikulum namun tidak memikirkan dampak ketertinggalan anak. Pada kurikulum merdeka lebih fokus ke seluruh siswa, karena taraf belajar dibuat lebih simpel dan mudah dipahami.
"Kita memberikan ruang kepada tenaga pendidik untuk menyelesaikan persoalan masing-masing siswa terkait kemampuan dasar yang dimiliki dan apa yang dibutuhkan," ujar Zulfikri.
Menurut Zulfakri, salah satu kendala dalam kurikulum merdeka ini yakni belum merubahnya mindset tenaga pendidik terkait bahwa inti dari kurikulum ini. Kurikulum ini adalah alat bantu guru agar lebih mudah melaksanakan pembelajaran, karena masih ada guru yang terpengaruh oleh pola pikir bahwa kurikulum itu padat dan rumit.Â
"Perlu kita sampaikan bahwa kurikulum merdeka ini untuk memudahkan guru memberi pelayanan kepada siswa, agar mampu berkembang sesuai dengan potensinya, orientasi kita memang untuk membantu dan menolong siswa," ungkap Zulfikri.
Sedangkan, Anggota DPR Komisi X Ratih Megasari Singkarru mengatakan, penyederhanaan materi pada kurikulum merdeka ini untuk memudahkan tenaga pendidik. Utamanya dalam memberikan bahan ajar ke siswa, yang diharapkan dapat memerdekakan seluruh siswa khususunya siswa keterbelakangan.
"Di Sulbar sendiri untuk sosialisasinya cukup merata tinggal implementasinya dikencangkan lagi, tapi pada prinsipnya tenaga pendidik merasa termudahkan kerjanya karena banyak perampingan materi," kata Ratih.
Lanjut Ratih, esensi dari kurikulum merdeka untuk mengeksplorasi kemampuan dan kreatifitas dari tenaga pendidik maupun siswa. Kurikulum ini digaungkan dengan seluas-luasnya untuk mengimplementasikan cara simpel mengajar.Â
"Sebenarnya kalau salah satu cara memperjuangkannya mungkin dalam bimtek ini, sosialisasi kan merupakan salah satu upaya untuk mengedukasi serta mensosialisasikan kurikulum merdeka ini," ujarnya.
Kepala Bidang SMA Disdikbud Sulbar, Muhammad Faezal menyampaikan proses implementasi kurikulum merdeka pada tenaga pendidik sudah dimasifkan sejak dua tahun terakhir ini. Pihaknya aktif memberikan pengertian bahwa kurikulum merdeka belajar adalah kebijakan nasional.
"Tugas kita di provinsi bagaimana kebijakan nasional ini benar-benar bisa terlaksana dengan baik. Sosialisasi kita berjalan terus bahkan sudah menyeluruh ke semua sekolah sampai ke pelosok," jelas Faezal.
Faezal menambahkan, sebagian besar tenaga pendidik di Sulbar mulai beradaptasi dengan kurikulum merdeka sebelum penerapan skala nasional dilakukan. Pihaknya melibatkan seluruh stakeholder di tingkat kabupaten untuk menggencarkan sosialisasi agar tenaga pendidik ini mudah memahami.
"Saat ini sebagian besar guru kami sudah memberikan testimoni, jika seluruh guru dapat menerapkan di seluruh sekolah tentu akan membawa dampak perubahan transformasi pada proses pembelajaran," tutup Faezal.