Liputan6.com, Palangka Raya - Dari balik jeruji besi, kerinduan sosok ibu dituangkan anak didik pemasyarakatan (andikpas) SF lewat puisi. Rasa penyesalannya akan masa lalu, dibayar lunas melalui syair merdu ini. Hal itu dilakukannya, sebagai langkah pertobatan untuk menjadi anak yang berbakti.
Puisi hasil gubahan tangannya yang berjudul Rindu Ibu mampu menyita perhatian para tamu undangan, ketika acara deklarasi anti kekerasan pada anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ratusan mata sekejap berhenti berkedip, saat menyaksikan penampilan anak SF. Mereka Terpukau mengenai makna, dari balik kalimat yang menyentuh dari anak lekaki yang bercita cita sebagai astronot ini.
Advertisement
"Ibu, mataku tak berarah, bukan karena aku kehilangan arah, namun aku anakmu, mencari sosokmu, kau selalu mendukungku, di saat tubuhku gemetar, seperti saat ini," ungkap anak SF, Rabu (26/7/2023).
Air matanya pun berlinang tak kuat menahan rindu saat bait demi bait diucapkan dari mulut anak lelaki asal Kabupaten Sukamara ini. Suaranya berubah, tersedu- sedu hingga turun beberapa oktaf saat menyebut kata ibu.
Tangis anak SF pun pecah seketika saat para tamu undangan memberikan pujian. Mereka terkesima oleh penampilannya. Walhasil, gemuruh tepuk tangan diberikan penonton sebagai kado termanis untuknya.
Baca Juga
Â
Peran Orang Tua
Anak SF pun bercerita, sebelum menjadi andikpas, dirinya memiliki hobi menulis. Syairnya yang tajam dan indah mampu menyihir para pembacanya. Menurutnya, ibu adalah sosok yang sangat berarti. Meskipun kerasnya dinding LPKA memisahkannya, namun anak SF percaya jika doa ibu mampu membuatnya kuat hingga hari ini.
"Bagi saya ibu adalah segala-galanya," pungkas anak SF.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kemenkumham) Kalteng Hendra Ekaputra mengatakan peran orang tua menjadi penting bagi andikpas. Dirinya menyarakan bagi orang tua untuk intens menjengguk anaknya di LPKA sebagai dukungan moril.
Sebab, menurutnya masa depan para andikpas masih panjang sehingga perlu dibangun rasa percaya diri bagi mereka. Hal itu sangat mungkin jika adanya dukungan orang tua dan orang yang disayangi.
"Jadi kami himbau kepada orang tua di luar sana, sering ditenggok lah anaknya. Karena dengan sering ditenggok mereka tidak merasa ditinggalkan," pungkas Hendra Ekaputra.
Advertisement