Â
Liputan6.com, Melawi - Polres Bogor tengah mendalami kasus polisi tembak polisi dengan mengalisai barang bukti beserta rekaman CCTV di lokasi penembakan. hal itu diutarakan Karopenmas DivHumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Peristiwa penembakan Bripda IDF terjadi Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pelaku penembakan Bripda IMS dan Bripka IG, rekannya sesama anggota Densus 88 Antiteror Polri.
Advertisement
Ramadhan tidak bisa menjelaskan lokasi penembakan terjadi di dalam ruangan atau di luar ruangan. Namun CCTV yang diperoleh ada di lokasi kejadian.
"Yang jelas analisa CCTV apakah di ruangan, apakah di luar ruangan menuju lokasi atau TKP," kata Ramadhan.
Jenderal bintang satu itu menyebut kronologis kejadian akan disampaikan secara lengkap dalam konferensi pers di Polres Bogor siang ini.
Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (IDF) tewas setelah terkena tembakan dari senjata api yang dibawa rekannya.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto mengatakan pihaknya sudah melakukan autopsi terhadap jenazah Bripda IDF
Ia menyebut, Bripda IDF mengalami luka tembak di bagian leher dekat belakang kuping bagian kanan tembus ke kiri. Jenazah telah dipulangkan ke rumah duka di Pontianak, Kalimantan Barat pada Selasa (25/7) setelah dijemput oleh pihak keluarga dan sudah dimakamkan.
"Proses autopsi sudah bener, terkena hanya luka tembak satu, di bagian belakang telinga kanan sampe belakang telinga kiri," kata Hariyanto.
Sementara itu, ayah Bripda IDF merasa terpukul dan sedih atas kehilangan anak tercintanya.
"Kami sangat berduka karena kami sangat mencintai anak kami yang Saat ini sudah tidak bersama kami lagi, Tuhan bersamamu," katanya.
Y Pandi juga mengatakan, kematian anaknya sulit diterima akal sehat manusia. "Kami ingin ada keterbukaan, kejujuran, dan sikap profesional dari pihak mabes Polri," katanya.
Â
Â
Kata Penasehat Hukum Keluarga
Sedangkan Jelani Christo yang juga penasehat hukum keluarga mengatakan, dari informasi pihaknya terima, korban mengalami luka tembak karena rekannya sesama anggota Polri saat bertugas di Densus 88 Mabes Polri mengeluarkan senjata, dan senjata itu tiba-tiba meletus mengenai korban.
"Kami sangat menentang atas perbuatan pidana Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," katanya.
Jelani menyebut, proses kematian Bripda IDf direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh para seniornya di Densus 88.
"Berdasarkan informasi juga yang kami dapatkan dari beberapa Rekan yang sudah mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian bahwa Pukul 01.42 WIB, Bripda IV mengeluarkan senpi dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada korban," ujarnya.
"Tiba-tiba senjata itu meletus dan mengenai leher korban, hal tersebut di atas menurut hemat kami ada kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," katanya lagi.
Oleh sebab itu pihaknya meminta dan mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopulhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri untuk Segera mengusut dengan tuntas, transparan, profesional, dan berkeadilan.
"Kami kuasa hukum keluarga korban juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga agar dilakukan autopsi ulang guna membuka terang penyebab tewasnya mendiang Bripda Ignatius," tuturnya.
Advertisement