Sukses

Pencarian KM Lintang Timur Samudera Usai Putus Kontak dengan Nakhoda di Selat Malaka

Pencarian Kapal KM Lintang Timur Samudera yang tenggelam di Selat Malaka, melibatkan Basarnas Pekanbaru dan Basarnas Medan, Sumatera Utara.

Liputan6.com, Pekanbaru - Pencarian Kapal KM Lintang Timur Samudera yang tenggelam di Selat Malaka, melibatkan Basarnas Pekanbaru dan Basarnas Medan, Sumatra Utara. Kapal itu sebelumnya terhempas gelombang tinggi sehingga karam di perairan perbatasan Riau-Sumut pada Senin pagi, 31 Juli 2023.

Kepala Basarnas Pekanbaru Budi Cahyadi menjelaskan, koordinasi dengan Basarnas Medan sudah dilakukan. Basarnas Pekanbaru meminta bantuan pengerahan Kapal Nasional SAR Sanjaya.

"Pukul 13.00 WIB kapal itu sudah bergerak dari Tanjung Balai Asahan menuju lokasi, estimasi sampai pukul 15.30 WIB," kata Budi, Senin siang.

Tidak hanya dari Medan, kapal pertolongan juga digerakkan dari Kota Dumai. Lokasi ini tidak terlalu jauh dengan Selat Malaka, tempat kapal tenggelam.

Kabar terakhir, nakhoda kapal karam yang mengangkut 11 penumpang serta anak buah kapal itu sudah putus kontak. Agen kapal yang juga mengangkut hasil perkebunan tujuan Malaysia itu sudah tidak bisa dihubungi lagi.

"Informasi dari agen kapal, nakhoda kapal yang bocor itu terputus," kata Budi.

Sebelumnya, nakhoda kapal hanya bisa berkomunikasi melalui radio sementara telepon genggamnya tidak bisa dihubungi. Diduga saat komunikasi berlangsung, air terus masuk ke kapal.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Diperkirakan Tenggelam

Basarnas berharap ada kapal nelayan yang di lokasi mengevakuasi penumpang. Namun, hingga kini belum ada laporan adanya kapal lain menyelematkan penumpang dan ABK.

"Belum ada informasi, sementara kapalnya kemungkinan besar sudah tenggelam," ucap Budi.

Sebelumnya, Kapal KM Lintang Timur Samudera berangkat dari Tanjung Balai Asahan sekitar pukul 07.30 WIB. Saat memasuki Selat Malaka yang dekat dengan Kota Dumai, kapal bocor diempas gelombang tinggi.

Nakhoda kapal sempat menghubungi agen melalui radio. Informasi bencana ini diteruskan ke petugas di Tanjung Balai Asahan kemudian Basarnas Pekanbaru diminta mengerahkan personel evakuasi.