Liputan6.com, Gorontalo - Laut Teluk Tomini atau Teluk Gorontalo adalah teluk yang berada di Pulau Sulawesi. Teluk ini merupakan teluk terbesar di Indonesia dengan luas perairan sebesar kurang 137.700 km2, serta memiliki garis pantai sepanjang 1.350 kilometer.
Tidak hanya terbesar, Teluk Tomini terkenal dengan kekayaan lautnya yang melimpah, mulai dari pariwisata hingga kekayaan laut yang dihuni oleh berbagai jenis ikan.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya ikan tuna, ikan dengan nama latin Thunnini tersebut banyak ditemukan di Teluk Tomini, khususnya di laut Gorontalo. Itulah mengapa, jika di Gorontalo banyak ditemukan kuliner dari ikan tuna.
Salah satunya sate ikan tuna. Makanan khas Gorontalo ini paling enak dan banyak dicari oleh para pelancong yang hendak ke Gorontalo.
Olahan satai tuna ini sama dengan satai pada umumnya, hanya saja bahan baku kuliner yang satu ini, terbuat dari daging tuna segar. Karena terbuat dari daging ikan segar, tekstur dari satai ini begitu lembut.
Saking lembutnya, bumbu yang digunakan pun semakin mudah meresap. Kamu bisa mencoba satai ini untuk menu makan siang ataupun makan malam saat berada di tanah serambi madinah.
Hingga kini, sate tuna khas Gorontalo juga sudah sangat populer di berbagai rumah makan, mulai di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, bahkan ada yang di ibu Kota Jakarta.
Meski begitu, kualitas satai tuna yang ada di daerah lain berbeda dengan yang ada di daerah asalnya. Jika di Gorontalo, dipastikan ikan tuna masih sangat segar, selain itu, rasa ikan tuna di Gorontalo berbeda dengan di daerah lain.
"Kualitas daging ikan tuna di Gorontalo sudah teruji. Banyak yang mengakui bahwa tuna di Gorontalo sangat enak," kata Budi warga Sulawesi Utara saat berada di Gorontalo.
"Nah, terkait dengan kuliner sate tuna Gorontalo, bagi saya sangat luar biasa. Apalagi kalau menggunakan sambal rica bawang, pedasnya pas," ujarnya.
Â
Rumah Makan Ramai
Sementara itu, pemilik rumah makan, Azwar mengaku jika sate tuna menjadi menu utama di tempat jualannya. Variasi masakan yang berbeda dengan restoran ikan tuna, membuat usahanya makin laris.
"Kalau di restoran hanya menjual olahan tuna goreng dan kuah, maka saya ke sate tuna pedas dan asam," kata Azwar.
Rumah makannya sendiri tidak terlalu besar, tetapi hampir selalu ramai saat waktu makan tiba, terutama siang atau malam hari.
Sate Tuna ukuran dan potongannya mirip dengan satai kambing. Di antaranya yaitu tiga sampai empat potong dalam satu tusuk.
"Harganya sendiri tidak terlalu mahal, sekitar Rp4.000 per tusuk. Sayangnya tidak ada sambal kecap atau kacang sebagaimana biasanya menemani sate pada umumnya," ia menandaskan.
Advertisement