Sukses

Sidak Kekosongan Stok LPG 3 Kilogram, Rutinitas Saja?

Disperindag dan Pertamina baru turun ke masyarakat ketika banyak keluhan. Tak ada langkah atau strategi pencegahan penyalahgunaan penjualan gas LPG 3 kilogram.

Liputan6.com, Batam - Kosongnya stok gas LPG 3 kg disebutkan karena adanya panic buying. Sinyalemen itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau.

Hal itu kembali ditegaskan Gustian usai menggelar inspeksi mendadak (sidak) bersama Pertamina Batam.

"Panic buying merupakan imbas dari pemberitaan peristiwa di luar Batam," kata Gustian.

Sidak dan kegiatan semacam itu seakan menjadi rutinitas Disperindag dan Pertamina ketika masyarakat kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram atau dikenal dengan gas melon.

Maka permintaan yang disampaikan kepada pengelola pangkalan akhirnya memiliki nada yang sama, yakni meminta tak menjual ke pengecer dengan harga tertinggi.

"Dijual sesuai dengan data yang dimiliki pengecer saja karena peruntukannya untuk warga miskin dan sudah ditetapkan pemerintah," kata Gustian.

"Tolong ya.  Kami tak segan memberikan sanksi pada pangkalan yang ketahuan melakukan itu. Izinnya kami akan proses tidak diaktifkan kembali," lanjutnya.

Gustian menuturkan Pemerintah Kota Batam bersama Pertamina menggelar sidak sebagai langkah pengawasan dan pemantauan secara spesifik.

Sementara itu Sales Brach Manager Retail Wilayah Barat Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Fadlan mengungkapkan, pihaknya telah menambah stok untuk di Batam. 

"Sabtu, Minggu, dan Senin masing-masing ditambah 22.400. Sekitar 50 persen lebihnya di luar penyaluran biasa," kata Fadlan.

Menurut Fadlan, penambahan itu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat yang ada saat ini. Normalnya, penyaluran di Batam ialah 45 ribu tabung per hari. Ia menjelaskan, stok itu akan mencukupi jika masyarakat melakukan pembelian seperti biasa sesuai kebutuhan. 

Sebelumya, Agus Winarno warga Batu Aji Kota Batam mengaku kesulitan mendapatkan gas melon 3 Kilogram dengan harga yang wajar bagi warga miskin.

"Ada banyak di jalan namun harganya mahal. Antara 25-30 ribu per tabung, " kata Agus.

Agus menyayangkan pemerintah membiarkan penjualan gas 3 kilogram yang tidak sesuai peruntukan.

"Dinas dan Pertamina Memang turun ke lapangan, tapi saya lihat hanya formalistas saja. Faktanya yang jualan gas melon dengan harga yang mahal masin bertebaran, " kata Winarno.