Liputan6.com, Solo - Sebelum Indonesia meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, terdapat kisah-kisah perjuangan dari rakyat. Perlawanan rakyat dalam melawan penjajah terjadi di setiap daerah, termasuk di Kota Solo.
Mengutip dari surakarta.go.id, terdapat beberapa peristiwa sebelum kemerdekaan yang terjadi di Kota Solo. Peristiwa tersebut bermula dari adanya pemberontakan Sunan Kuning (Geger Pecinan) pada masa pemerintahan Pakubuwana II yang masih menjabat sebagai Raja Kartasura pada 1742.
Peristiwa itu menyebabkan terjadinya penumpasan habis-habisan etnis Tionghoa. Pembantaian itu dipicu oleh pihak keraton yang semula tidak mendukung Belanda berubah menjadi berpihak pada pemerintahan Belanda.Â
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, untuk membangun daerah kekuasaan yang dirasa aman, akhirnya Pakubuwono II mencari lokasi baru untuk mendirikan kerajaan. Kemudian, dipilihlah Desa Sala untuk mendirikan kerajaan yang diberi nama Keraton Surakarta.Â
Usai peristiwa Geger Pecinan, Belanda masih menguasai Kota Solo. Pada masa itu, Solo merupakan Vorstenlanden atau daerah yang diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri.
Kota Solo tak memiliki aturan undang-undang yang mengikat. Sebagai pengganti aturan, Kota Solo kemudian diatur oleh akad politik antara Gubernur Jenderal Belanda dan Sri Sunan.
Terdapat dua jenis akad politik, yakni akad panjang (mengenai kesetaraan keraton dengan Belanda) dan akad pendek (mengenai pengakuan atas kekuasaan Belanda). Kota Solo yang memiliki dua keraton diatur oleh kedua akad tersebut.
Keraton Surakarta diatur dalam akad panjang, sedangkan Mangkunegaran diatur dalam pernyataan pendek. Setiap masa pemilihan raja baru, akan tersebut akan mengalami perubahan.
Kemudian pada 1942, Belanda berhasil dipukul mundur dari Indonesia. Kota Solo kemudian berada di bawah kekuasaan Jepang.
Pada masa pendudukan Jepang, Kota Solo dijadikan sebagai daerah istimewa atau dalam bahasa Jepang disebut 'kochi'. Hal inilah yang melatarbelakangi penyebutan Sri Sunan menjadi Surakarta Koo, Mangkunegara menjadi Mangkunegara Koo, dan Pemerintah Surakarta menjadi Kooti Sumotyookan.
Saat berkuasa di Indonesia, Jepang beberapa kali mengalami kekalahan, salah satunya dalam Perang Dunia II. Jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan ke Indonesia untuk menarik simpatisme rakyat agar membantu perang melawan Sekutu.
Namun, berkat kegigihan dan kerja sama seluruh rakyat Indonesia, kemerdekaan pun berhasil diraih oleh Indonesia. Indonesia kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.Â
(Resla Aknaita Chak)
Â