Liputan6.com, Tasikmalaya - Kebutuhan darah di Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat mencapai sekitar 2.400 labu per bulan, sampai saat ini PMI belum mampu memenuhi dengan baik. PMI hanya bisa memenuhi 600 labu per bulan.
Melihat hal itu, Komunitas Give Blood bersama Patriot Desa dan elemen masyarakat yang lainnya mendeklarasikan Tasik Siaga Lumbung Darah.
Baca Juga
"Kabupaten Tasikmalaya memiliki visi religius, kereligiusutasan tersebut kita coba wujudkan dalam sebuah gerakan kemanusiaan melalui aksi nyata donor darah," kata Usama Ahmad Rijal selaku Koordinator Give Blood Tasikmalaya, Sabtu (5/8/2023).
Advertisement
Rijal menambahkan, kepeduliaan dan ketulusan para relawan mendonorkan darahnya tidak terlepas dari ajaran agama yang luhur yakni sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Deklarasi Tasik Siaga Lumbung Darah merupakan tindaklanjut dari sebuah gerakan kemanusiaan yang dilakukan oleh warga desa salah satunya di Desa Tenjowaringin.
"Dari sebuah aktifitas kecil yang dilakukan oleh sekelompok warga desa tersebut, kita ingin memperluas hal baik tersebut dengan menjadikan momentum Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya sebagai pemantik untuk mengajak orang mau menjadi pahlawan kemanusiaan melalui donor darah," lanjut Rijal.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyambut baik deklarasi Tasik Siaga Lumbung Darah. Selain menyehatkan donor darah juga bisa membantu sesama.
"Melalui aksi donor darah, kita bisa membantu sesama, karena setetes darah kita sangat bermanfaat bagi orang lain," ujar Uu.
Uu menyampaikan komitmennya, bahwa Pemerintah Jawa Barat siap berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk membantu ketersediaan stok darah yang semakin menipis.
Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Tasikmalaya Demi Hamzah Rahadian menyambut baik inisiatif warga yang mendeklarasikan Tasikmalaya Siaga Lumbung Darah.
Menurutnya, perlu kolaborasi dari berbagai stakeholder untuk membantu ketersediaan darah di Tasikmalaya.
"Ke depan kita tidak boleh lagi mendengar bahwa Tasikmalaya kekurangan stok darah, kegiatan inisiatif seperti ini harus diperluas salahsatunya dengan membentuk Desa Siaga Donor Darah diberbagai desa," kata Demi Hamzah.
Demi menjelaskan, salahsatu penyebab kesadaran warga untuk mendonorkan darahnya masih minim karena berkaitan dengan infrastruktur dimana sampai saat ini Kabupaten Tasikmalaya belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD) yang berlokasi di kabupaten.
"Kita perlu mendorong pemerintah untuk segera membangun UTD tersendiri yang berlokasi di Kabupaten untuk memudahkan para relawan mendonorkan darahnya," ungkap Demi.
Sementara itu, Koordinator Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK Yayan Sopyani menyampaikan, bahwa donor darah merupakan bentuk aksi nyata dari Revolusi Mental.
"Kegiatan donor darah itu sangat penting karena berkaitan dengan nyawa orang lain, selain sebagai bentuk kegiatan bakti sosial, ini juga bagian dari aksi nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental,” kata Yayan.