Sukses

Kabut Asap Diduga Hasil Kebakaran Lahan Mulai Selimuti Pekanbaru

Kabut asap tipis diduga hasil kebakaran lahan Riau mulai menyelimuti Kota Pekanbaru dan tercium oleh warga.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap diduga hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di berbagai kabupaten di Riau mulai menyelimuti Pekanbaru. Kabut asap ini masih terlihat samar-samar tapi aroma hasil kebakaran mulai tercium.

Seperti yang dikatakan warga Kota Pekanbaru, Firman, Senin (7/8/2023). Dia menyebut sudah mencium kabut asap hasil Karhutla Riau ketika membuka pintu rumah.

"Pas buka pintu tadi, sekitar pukul 07.30 WIB, kok lain baunya, ternyata bau asap," kata Firman.

Meski belum pekat, Firman mengaku khawatir bencana kabut asap jika terjadi lagi di Riau seperti tahun 2019. Apalagi dalam beberapa pekan terakhir sejumlah kabupaten dan kota di Riau terus bermunculan titik api.

Firman meminta pemerintah daerah bergerak cepat, khususnya yang tergabung dalam Satgas Karhutla Riau. Dia berharap titik api yang terus bermunculan segera dipadamkan.

"Jangan sampai ini nantinya menjadi kado ulang tahun Riau dan Hari Kemerdekaan Indonesia," imbuh Firman.

Firman khawatir kabut asap hasil Karhutla berdampak besar bagi kesehatan keluarganya. Apalagi Firman punya beberapa anak kecil.

"Ada anak kecil di rumah, bahaya bagi kesehatan," ujar Firman.

 

 

2 dari 2 halaman

Penjelasan BMKG

Sementara itu, Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Marzuki dikonfirmasi tak menampik adanya asap yang muncul di Pekanbaru.

Hanya saja, timpal Marzuki, asap yang muncul lebih didominasi embun turun sehingga pandangan kabur. Hal ini membuat jarak pandang berada di kisaran 3 kilometer.

"Itu masih haze, biasanya bertahan cukup lama sehingga jarak pandang akan berkurang," terang Marzuki.

Marzuki menjelaskan, asap yang muncul bisa saja hasil kebakaran lahan beberapa hari sebelumnya.

"Namun sekarang (siang) jarak pandang udah stabil," ucap Marzuki.

Terkait kualitas udara, BMKG menyatakan yang berhak menentukan adalah pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Berdasarkan data BMKG pada Senin pagi, sebaran titik panas sebagai indikasi kebakaran lahan di Riau ada 54. Jumlah itu ada di Rokan Hulu 9 titik, Kampar 6 titik, Kuansing 8 titik, Pelalawan 6 titik, Bengkalis 2 titik, Siak 4 titik, Kepulauan Meranti 2 titik, Inhu 6 titik, dan Inhil 11 titik.

Sejak Januari hingga awal Agustus ini, luas kebakaran lahan di Riau sudah mencapai 1.161,5 hektare. Paling luas kebakaran terjadi di Kota Dumai seluas 816,5 hektare, selanjutnya Kabupaten Bengkalis 319,5 hektare.