Sukses

Mengenal Mbah Sarijan, Tokoh Pramuka Blora yang Namanya Tak Sepopuler Pencetus Lambang Tunas Kelapa

Mbah Sarijan merupakan tokoh gerakan Pramuka di Blora.

Liputan6.com, Blora - Mbah Sarijan, begitu warga Dukuh Ngrapah, Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memanggilnya. Nama tokoh pelopor Pramuka di Blora itu memang tak setenar Soenardjo Atmodipuro, pencipta lambang Tunas Kelapa, yang merupakan tokoh Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga kelahiran Blora. meski begitu, Mbah Sarijan punya andil besar sebagai peletak sejarah kepanduan di tanah Blora. 

Awak Liputan6.com berkesempatan berbincang dengan adik ipar Mbah Sarijan yang bernama Suparno (55). Menurutnya, makam Mbah Sarijan sendiri baru diziarahi sekali pada tahun 2019 oleh para pegiat Pramuka Blora.

"Dulu-dulu itu tidak pernah. Baru sekali pernah ada ratusan pegiat Pramuka ziarah ke makam Mbah Sarijan," ujarnya, ditulis bertepatan Hari Pramuka, Senin (14/8/2023).

Suparno menceritakan, tokoh pelopor gerakan Pramuka di Blora yang satu ini sehari-harinya semasa hidup juga tidak lepas dari bahasan Pramuka. Bisa dibilang, sosoknya sangat fanatik dengan ragam kegiatan Pramuka.

Istri Mbah Sarijan bernama Mbah Jumilah yang ketika ditemui tahun 2019 lalu berusia 65 tahun, mengaku suaminya di kepramukaan sejak lulus dari PGA (nama sekolahan zaman dulu).

"Mbah Sarijan jadi Pramuka itu 32 tahun. Waktu dulu itu saya sering ditinggal-tinggal," ungkapnya saat dikunjungi di kediamannya Dukuh Ngrapah, Desa Bangsri.

Mbah Jumilah sempat terharu dan menangis ketika didatangi awak media di kediamannya. Kenangan masa lalu tentang sang suami masih banyak yang mengingatnya.

Ia menceritakan, saat hamil tua sering ditinggal Mbah Sarijan demi Pramuka yang begitu dicintainya.

"Waktu saya hamil anak pertama pun saya ditinggal itu lebih dari sebulan, sayang banget Mbah Sarijan itu dengan Pramuka," ucapnya mengenang.

Mbah Jumilah menambahkan, sang suaminya ketika masih hidup sering dapat amanah Pramuka hingga ke luar kota.

"Mbah Sarijan Ikut Pramuka (Jambore) itu dulu sampai Jati Jajar, Jawa Barat. Sampai kota-kota lain juga sering," bebernya.

"Mbah Sarijan meninggal di usia 68 tahun," tandas Mbah Jumilah memungkasi.

 

2 dari 2 halaman

Blora Punya 2 Tokoh Pramuka

Terpisah, Misbakhul Munir (42), salah satu Guru di SMP 2 Jepon mengatakan, Mbah Sarijan wafat pada November 2017 silam.

"Satyaku Ku Dharmakan, Dharmaku Ku Baktikan'. Motto ini layak disandang oleh Mbah Sarijan yang benar-benar Praja Muda Karana," tuturnya.

Lebih lanjut, Munir menyebutkan bahwa Kabupaten Blora ada dua tokoh Pramuka yang begitu dihormati. Selain Mbah Sarijan, kata dia, tokoh Pramuka itu adalah pencipta lambang Tunas Kelapa.

"Soenardjo Atmodipuro pencipta lambang Tunas Kelapa itu asli Blora juga sangat dihormati para pegiat Pramuka, tapi makamnya tidak di Blora," katanya, yang juga tak lupa mengucapkan selamat hari Pramuka.