Sukses

Detik-Detik Air Mata Pak Midun Tumpah di GBK, Gowes Sepeda Malang-Jakarta Demi Keadilan Kasus Tragedi Kanjuruhan

Pak Midun akhirnya sampai di GBK Jakarta, usai menempuh perjalanan panjang mengayuh sepeda dari Malang ke Jakarta.

 

Liputan6.com, Jakarta - Pak Midun atau yang bernama panjang Miftahuddin akhirnya sampai di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, usai menempuh perjalanan panjang mengayuh sepeda berkeranda dari Malang. Dia membawa misi penyelesaian kasus Tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan korban jiwa. 

Saat sampai di pintu GBK, Pak Midun tak kuasa menahan tangis, dia bersimpuh di hadapan sepeda berkeranda bertuliskan 'Justice for Kanjuruhan' yang digowesnya sendiri dari Malang sejak 3 Agustus 2023. Pria berusia 52 tahun itu ingin mengingatkan banyak orang, bahwa penyelesaian kasus tragedi Kanjuruhan belum tuntas. Belum ada rasa keadilan bagi para korban dan keluarga yang kehilangan.  

Sayangnya sepda Pak Midun yang membawa pesan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dilarang masuk oleh aparat yang bertugas. Yang boleh masuk hanya Pak Midun sendiri. 

"Kalau saya masuk sendiri ngapain, itu yang lebih penting (sepeda yang dibawanya). Mereka tidak menghendaki saya masuk. Tapi saya yakin itu bukan kehendak mereka yang bertugas, saya paham. Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya," kata Midun. 

Pak Midun sendiri bukan berasal dari keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Dia tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Batu, yang ingin menyampaikan uneg-unegnya soal penyelesaian tragedi Kanjuruhan yang mengusik hati kecilnya.

 

2 dari 3 halaman

Kata Ketum PSSI

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menegaskan akan tetap mengawal dan mengusut tragedi Kanjuruhan, Malang yang telah menewaskan 135 orang korban tahun 2022.

Erick menegaskan bahwa PSSI tidak tinggal diam, melainkan terus berusaha menghadirkan keadilan bagi para korban, sambil melanjutkan perbaikan dan transformasi sepak bola nasional.

Sikap Erick yang tetap memihak kepada korban Tragedi Kanjuruhan itu mendapatkan apresiasi dari pengamat sepak bola nasional Rony Samloy.

Dia mengapresiasi dan mendukung langkah Erick Thohir yang siap hadir dan berdialog dengan keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Erick menilai, para korban merupakan elemen penting dalam sepak bola Indonesia yang tidak terpisahkan dari para suporter.

“Saya mendukung kalau kemudian langkah Pak Erick Thohir untuk berdialog dengan keluarga korban tragedi di Stadion Kanjuruhan. Karena apapun alasannya mereka juga merupakan bagian dari korban, bagian dari elemen penting di balik dinamika dan warna dari persepakbolaan Indonesia,” kata Samloy.

Dikatakan Samloy, Erick Thohir berusaha menempatkan dirinya tidak hanya sebagai Ketua umum PSSI, tetapi juga sebagai orang tua yang memahami betul bagaimana kehilangan anak atau saudara.

Untuk itu, langkah Erick Thohir memberikan perhatian serius kepada korban Tragedi Kanjuruhan patut didukung seluruh pihak, agar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

"Dan apa yang dilakukan oleh Erick Thohir menunjukkan bahwa dia tidak saja menjabat ketua umum yang melaksanakan tugas dan (menjalankan) tanggung jawab sebagai ketua umum PSSI, tetapi juga sebagai orang tua dan sebagai tokoh sepak bola yang elegan dan humanis,” ucapnya.

Dengan memberikan dukungan kepada keluarga agar terus menempuh jalur hukum atas kematian keluarga mereka, Samloy menegaskan, itu merupakan alarm bagi para pelaku kejahatan dalam sepak bola Indonesia.

Pasalnya, kejadian-kejadian seperti di Kanjuruhan, Malang, ujar Samloy, tak lepas dari campur tangan orang-orang tak bertanggung jawab dan berniat merusak sepak bola Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi kalau kemudian Pak Erick Thohir itu justru mendukung langkah keluarga korban untuk menempuh proses hukum, sehingga siapapun yang berada di balik upaya-upaya untuk mengotori sepak bola Indonesia patut diadili demi perbaikan sepak bola Indonesia,” ungkapnya.

“Dengan langkah ini Erick Thohir memastikan bahwa PSSI tidak tinggal diam dengan kasus Kanjuruhan ini. Erick Thohir sedang memberikan harapan kepada keluarga korban bahwa PSSI terus hadir untuk memberikan dukungan dan mengawal prosesnya,” tambahnya.

3 dari 3 halaman

2 Terdakwa Divonis Bebas

Sebelumnya yang mengusik rasa keadilan, dua terdakwa kasus Tragedi Kanjuruhan dinyatakan bebas dan tidak bersalah pada sidang yang digelar pada Kamis 16 Maret 2023 di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur.

Dalam putusannya, Hakim memerintahkan agar AKP Bambang Sidik Achmadi untuk dibebaskan dari penjara.

"Membebaskan terdakwa oleh karena dari dakwaan jaksa tidak terbukti, memerintahkan agar terdakwa dibebaskan dikeluarkan dari tahanan segera setelah putusan," ucap Hakim.

Selain itu, mantan Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto juga divonis bebas dalam persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya.

"Mengadili, menyatakan terdakwa Wahyu tidak terbukti secara sah meyakinkan melakukan tindak pidana dalam dakwaan jaksa penuntut umum," papar Hakim Abu Achmad Sidqi Amsya saat membacakan amar putusan.

Vonis bebas tersebut, jauh dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menyatakan bahwa terdakwa bersalah dan dituntut 3 tahun penjara. Hakim mengatakan, terdakwa tidak memenuhi unsur kealpaan seperti yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

 

Video Terkini