Sukses

15 Agustus 1945 dan Peristiwa Pembacaan Teks Proklamasi di Cirebon

Para pejuang Indonesia semakin gencar mempersiapkan diri merdeka setelah Jepang menyerah kepada sekutu usai dijatuhi bom nuklir oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada 15 Agustus 1945

Liputan6.com, Cirebon - Deretan peristiwa penting menjelang kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan.

Para pejuang Indonesia semakin gencar mempersiapkan diri merdeka setelah Jepang menyerah kepada sekutu usai dijatuhi bom nuklir oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada 15 Agustus.

Kabar tersebut tersebar luas di sejumlah tokoh pejuang RI yang ingin segera merdeka dan usir penjajah. Salah satunya memproklamasikan kemerdekaan di Cirebon.

Tugu Kejaksan Cirebon menjadi saksi bisu para pejuang membacakan teks proklamasi itu. Pembacaan teks proklamasi pada tanggal 15 Agustus 1945 atau dua hari sebelum dibacakan oleh Sukarno.

Pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat mengatakan, ada sekitar 100 sampai 150 orang hadir di tugu Kejaksaan Cirebon.

"Pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan itu dilakukan spontan," kata Jajat, Selasa (15/8/2023).

Peristiwa tersebut berlatar situasi politik yang terjadi di mana Jepang menyerah setelah dijatuhi bom nuklir oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada 14 Agustus 1945.

2 dari 2 halaman

Dibacakan dr Sudarsono

Saat itu pula, para pejuang Indonesia semakin gencar mempersiapkan kemerdekaan RI. Teks proklamasi 15 Agustus 1945 tersebut diketahui dibacakan oleh dr Sudarsono.

"Ketika itu suasana menjelang buka puasa, dan kenapa Cirebon? Karena dianggap menjadi sentral gerakan dianggap masih aman dan lokasinya dekat dengan Jakarta sehingga memilih baca proklamasi lebih dulu," ujar Jajat.

Para pejuang kemerdekaan di Cirebon, kata dia secara massif bergerak di bawah tanah. Saat itu, Sutan Sjahrir mengirimkan telegram langsung kepada dokter Sudarsono setelah dipastikan Jepang menyerah kepada sekutu.

"Dokter Sudarsono ini adalah kepala Rumah Sakit Oranje atau sekarang menjadi RSD Gunung Jati. Beliau memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan Sutan Sjahrir," ujar Jajat.

Jajat mengatakan, fakta sejarah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan di Cirebon itu diperkuat dengan catatan Rosihan Anwar dalam buku biografi Sutan Sjahrir.

Namun, Jajat memastikan isi teks proklamasi di Cirebon tersebut masih dalam penelitian akademisi dan pemerhati sejarah. Termasuk siapa penulis teks proklamasi di Cirebon.

"Suasana saat itu di Cirebon mencekam karena para pejuang PETA dikabarkan akan melakukan aksi penyerangan kepada tangsi markas militer Jepang di Kedung Bunder Palimanan," ujar dia.

Namun, saat pembacaan teks proklamasi di Cirebon terbilang aman. Menurut Jajat, para pejuang kemerdekaan di Cirebon pintar mengambil momen.

Kala itu, warga tengah beraktivitas di luar rumah menikmati suasana sore menjelang berbuka puasa. Saat itu juga teks proklamasi pertama dibacakan di Cirebon. Jadi suasana di Tugu Proklamasi tidak genting karena momennya tepat.