Liputan6.com, Kendari - Seorang nelayan hilang di Pulau Padamarang Kolaka, Desa Towua Kecamatan Wundulako, Minggu (13/8/2023). Nelayan tersebut, diketahui bernama Suhring (56). Empat hari kemudian, dia ditemukan dalam kondisi lemas, Kamis (17/8/2023) sekitar pukul 16.20 Wita.
Diketahui, Pulau Padamarang berjarak 22 kilometer dari Kolaka, atau ditempuh sekitar 1 jam 30 menit menggunakan perahu bermotor. Nyaris tak ada penduduk, pulau ini merupakan lokasi wisata dan persinggahan nelayan usai mencari ikan.
Sebelum kejadian, korban singgah di pulau lalu menuju ke perbukitan di sekitar garis pantai. Kepada rekan-rekannya, dia melapor hendak mencari kayu bakar untuk dibawa ke Kolaka.
Advertisement
Kepala Kantor SAR Kendari Muhamad Arafa melalui Humas Wahyudi mengatakan, kerabatnya kemudian melaporkan korban tidak kembali ke pantai hingga sore hari. Sebelumnya, sejumlah nelayan sudah mencari ke perbukitan dan hutan di sekitar pantai.
"Kami terima laporan 2 hari setelahnya, lalu kerahkan anggota turun langsung melakukan pencarian," ujar Wahyudi.
Kata Wahyudi, tim Pos SAR Kolaka, dibantu Polairud dan keluarga korban langsung menyisir pulau selama 2 hari. Namun, pencarian sejak Selasa hingga Rabu, tim SAR belum menemukan petunjuk.
"Nah, pada Kamis (17/8/2023), korban ditemukan oleh tim SAR sekitar 2,45 kilometer dari lokasi awal," ujar Wahyudi.
Dia mengatakan, saat pertama kali ditemukan, korban dalam kondisi lemas dan dehidrasi. Saat itu, korban bahkan tidak mampu berbicara banyak saat sejumlah warga bertanya tentang kondisinya.
"Tim SAR menyeberangkan korban dari Pulau Padamarang menuju Kolaka setelah melihat kondisinya, kemudian dirujuk ke puskesmas untuk pemulihan," ujar Wahyudi.
Â
Pengakuan Korban
Salah seorang kerabat korban, Rasmin Adhi saat dihubungi via telepon seluler, Jumat (18/8/2023) mengatakan, saat ini korban sudah mulai bisa berbicara. Meskipun demikian, masih dalam perawatan di Puskesmas Kolaka.
Kata Rasmin, korban mengungkapkan kronologi sebelum dia tersesat dan hilang selama empat hari. Menurutnya, saat hendak mencari kayu bakar, korban naik ke perbukitan lalu masuk ke hutan.
"Dia mengaku belum terlalu jauh jalan, tetapi dia merasa pandangannya tertutup dan tidak bisa menemukan jalan keluar dari lokasi hutan," ujar Rasmin.
Korban menceritakan, di dalam hutan sempat bertemu dengan sejumlah orang dengan postur tubuh berukuran besar. Padahal, di pulau tersebut, hampir tidak ada rumah penduduk yang hidup menetap.
"Korban mengaku sempat cerita sama-sama mereka, korban juga mengaku mendengar namanya kami panggil-panggil," ujar Rasmin.
Menurut korban, dia bisa mendengar semua panggilan warga dan tim SAR yang mencari. Namun dia mengakui, suaranya tidak terdengar dan direspon tim pencari.
"Saat ini masih di puskesmas, sudah bisa makan, tapi masih lemas," kata Rasmin.
Advertisement