Sukses

TMMD 117 Kodim 1309 Manado, Mengubah Kampung Tersembunyi Lahendong

Dengan dilaksanakan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 di wilayah Kodim 1309/Manado ini membawa kabar baik.

Liputan6.com, Manado - Banyak yang belum mengenal Kampung Lahendong meskipun terletak di Kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Kampung Lahendong di Kelurahan Bengkol, Kecamatan Mapanget ini sudah ada puluhan tahun tetapi tersembunyi.

Melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 Kodim 1309/Manado akhirnya membuka kampung tersembunyi itu. Selama puluhan tahun tersembunyi, di tahun 2023 warga masyarakat Kampung Lahendong bisa menikmati infrastruktur yang memadai.

Dengan dilaksanakan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 di wilayah Kodim 1309/Manado ini membawa kabar baik.

Kali ini, bukan hanya tentang berbagai program yang menyasar langsung kehidupan masyarakat, tapi tentang fakta bahwa di Kota Manado ada Kampung Lahendong, tepatnya di Kelurahan Bengkol, Kecamatan Bunaken.

Kampung Lahendong ini menjadi lokasi pelaksanaan TMMD ke-117 sehingga sejak awal pelaksanaan mulai ramai muncul di berbagai media massa.

Ternyata, banyak yang belum mengetahui keberadaan Kampung Lahendong sehingga banyak yang mengira jika Lahendong yang dimaksud adalah Kelurahan Lahendong yang terletak di Kota Tomohon Sulut.

Padahal, Kampung Lahendong yang dimaksud adalah, perkampungan yang tersembunyi di dalam kebun dan rerimbunan pohon sehingga memang sangat jarang terekspos.

Marjuni Topatto, salah seorang warga Lahendong, mengungkap Kampung Lahendong ini telah ada sejak tahun 1970-an dan warga yang ada sebagian besar dari masyarakat Kelurahan Pandu.

 Marjuni mengungkapkan bahwa semua warga kampung Lahendong ini berpenduduk di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken sedangkan untuk domisili mereka tinggal di Kelurahan Bengkol Kecamatan Mapanget. Meski wilayahnya masuk Kelurahan Bengkol, secara adminsitratif ratusan warga tersebut tercatat sebagai penduduk Kelurahan Pandu, Kecamatan Bunaken.

“Secara letak geografis Kampung Lahendong masih wilayah Kelurahan Bengkol, tetapi mereka mengurus administrasi kependudukan dan tercatat di Kelurahan Pandu,” ungkap Marjuni (7/8/2023).

Dia menjelaskan bahwa di dalam kampung yang tersembunyi ini ada 38 rumah yang dihuni oleh 42 Kepala Keluarga dengan 136 jiwa.

Tidak butuh waktu lama untuk menempuh Kota Manado sekitar 25 menit menggunakan kendaraan bermotor dari pusat Kota Manado untuk bisa mencapai Kampung Lahendong. Meski sebenarnya, kampung ini lebih dekat ke arah Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.

Berada di ruas jalan Manado - Wori yang menghubungkan Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara, Kampung Lahendong tersembunyi di balik pepohonan yang rimbun. Kampung ini juga “terjepit” di antara kelurahan Bengkol dan Kelurahan Pandu.

 

Lebih dari itu, kondisi infrastruktur terutama jalan yang memadai ke kampung ini tidak pernah ada, bahkan sejak puluhan tahun kampung itu berdiri. Warga hanya bisa mengandalkan jalan setapak untuk bisa keluar dari persembunyian dan masuk ke Kelurahan Bengkol atau kelurahan Pandu.

Belum lagi perumahan warga, masih ada yang masuk kategori tidak layak huni, ditambah kondisi sanitasi yang belum memadai seperti fasilitas jamban, masyarakat hanya menggunakan jamban seadanya yang ada untuk kebutuhan sehari-hari.

Apalagi musim penghujan, Jika terjadi hujan deras, anak-anak tidak sampai ke sekolah, sudah pulang karena tidak bisa melintasi jalan setapak tersebut. Kondisi jalan yang becek dan licin bisa mengakibatkan bahaya untuk siswa atau pelajar.

“Selama ini akses jalan sangat memprihatikan, hanya jalan setapak. Kalau hujan sangat licin. Banyak warga, apalagi anak-anak sekolah yang akan pergi ke sekolah,” ungkap Marjuni (70).

 Marjuni sudah 40 tahun menetap di kampung Lahendong. Dia mengaku, selama ini mereka hidup tersembunyi. Karena kondisi atau akses jalan yang belum memadai. Hal ini mempersulitnya mengakses hasil perkebunan untuk menjual hasil kebun.

“Sudah puluhan tahun kami hidup dalam kondisi seperti ini, saya disini bekerja sebagai mata pencaharian sebagai pengepul kopra. Hasil kopra saya  selama ini saya pikul ke jalan raya hanya setengah karung karena berat, Bersyukur dengan dibukanya jalan ini sekarang hasil kebun saya lancar untuk dijualnya tidak perlu dipikul lagi, kendaraan sudah bisa masuk," ungkap Marjuni.

Bapak 5 anak dan 16 cucu ini mengungkapkan dirinya sangat bersyukur dengan adanya perintisan dan pembangunan jalan yang di lakukan satgas TMMD Kodim 1309/Manado

"Sangat bersyukur dan tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata semoga Allah SWT yang membalas Bapak TNI yang membuatkan jalan ini," kata Marjuni.

Kondisi Kampung Lahendong ini menjadi perhatian serius Letkol Inf Himawan Teddy Laksono S.I.Kom MT.r (Han). Baru beberapa pekan menjabat sebagai Dandim 1309/Manado, dia bersama Danramil dan staf teritorial pada Minggu 26 Maret 2023, langsung mengunjungi kampung itu sebagai salah satu calon lokasi program TMMD 117.

2 dari 2 halaman

Kondisi Kampung Lahendong Setelah TMMD

Perhatian lebih intens diberikan setelah menetapkan Kampung Lahendong sebagai lokasi program TMMD ke-117. Pada Selasa 30 Mei 2023, Himawan Teddy Laksono yang juga selaku Dansatgas TMMD ke-117 Kodim 1309/Manado melakukan silaturahmi sekaligus koordinasi teknis dengan Lurah Bengkol Jongky Retla Mamengko.

“Sebagai langkah awal memulai kegiatan TMMD ke-117 Kodim 1309/Manado, akan dilaksanakan Pra TMMD untuk membantu Satgas TMMD dalam mencapai target sasaran TMMD yang telah ditentukan,” ucap Dansatgas TMMD.

Setelah melalui berbagai persiapan dan koordinasi, akhirnya pada Rabu 12 Juli 2023, Wali Kota Manado Andrei Angouw secara resmi  membuka TMMD ke-117 Kodim 1309/Manado di Lapangan Tungkoko, Kelurahan Bengkol, Kecamatan Mapanget, Kota Manado. Dengan Tema yang diusung adalah  ‘Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI – Rakyat Semakin Kuat’.

“Dengan dipilihnya kampung Lahendong menjadi sasaran Program TMMD karena meski berada di Kota Manado, kondisi infrastruktur terutama jalan belum memadai,” ungkap Himawan Teddy Laksono.

 Dia menuturkan, sejak awal program pembangunan jalan di kampung itu sudah ramai. Karena wilayah itu berada tidak jauh dari Kota Manado, namun sudah puluhan tahun mereka hanya gunakan jalur setapak untuk mengakses jalan raya demi bisa mendapat pelayanan pendidikan kesehatan dan lainnya. 

“Dengan melihat kondisi ini, maka Program TMMD ke-117 ini, kami sasar dua hal besar yakni kegiatan fisik dan non fisik. Dilakukan oleh Satgas TMMD Kodim 1309/Manado yang berkekuatan 175 personel, dan menelan biaya Rp1 miliar dari Pemerintah Kota Manado,” ujar Teddy.

Untuk program fisik meliputi rintisan jalan sepanjang 800 meter, dengan lebar 5 meter. Juga ada renovasi rumah ibadah yakni masjid dan gereja, serta 2 rumah warga yang tidak layak huni. Selain itu, dibangun sejumlah jamban untuk memperbaiki kondisi sanitasi warga setempat.

“Untuk sasaran non fisik, kami melakukan 17 kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat terkait pola hidup sehat, stunting, Wawasan kebangsaan, bahaya narkoba dan miras, posyandu dan posbindu dan lainnya. Ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pola hidup sehat masyarakat,” ujarnya.

 Kegiatan non fisik ini juga untuk meningkatkan mental spiritual warga, karena dipadukan dengan program dari Pemerintah Kota Manado. Kegiatan yang dilakukan antara lain pengobatan gratis, pasar murah, serta sosialisasi stunting.

Senyum lebar menghiasi wajah Manti Topatto di suatu siang yang terik pada, Kamis 19 Juli 2023. Ketika itu, warga Kampung Lahendong dikunjungi oleh Ketua Tim Wasev Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno.

Saat itu, Program TMMD belum rampung 100 persen. Namun kebahagiaan terpancar dari wajah Manti Topatto. Ruas jalan yang dikerjakan Satgas TMMD sudah mulai membuka kampungnya yang tersembunyi.

“Sebagai masyarakat Lahendong mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah puluhan tahun, baru sekarang merasakan adanya jalan. Yang pasti saya bahagia. Selama hidup baru sekarang ada jalan. Alhamdulilah. Banyak terima kasih pada bapak TNI,” tuturnya saat berdialog dengan Ketua Tim Wasev Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno.

 Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno menyambut baik apresiasi dari warga setempat terhadap apa yang sudah dilakukan oleh TNI. Menurutnya, apa yang dilakukan itu demi kepentingan rakyat, dan sebagai bukti kemanunggalan TNI dan rakyat.

“Tentunya semua berharap melalui program TMMD yang dilaksanakan Kodim 1309/Manado ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta mengatasi kesulitan masyarakat sehingga bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kampung Lahendong,” kata Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno.

Setelah kerja bersama TNI dan warga selama lebih kurang 30 hari, Program TMMD ke 117 Kodim 1309/Manado akhirnya berakhir dan ditutup secara resmi pada, Kamis (10/8/2023).

Selain ruas jalan, 2 rumah ibadah dan 2 rumah warga yang dulunya tak layak huni kini sudah nyaman ditempati. Sejumlah jamban juga sudah berdiri untuk meningkatkan pola hidup bersih warga.

“Rakyat Lahendong sangat berterima kasih pada TNI, yang sudah membantu kami. Dulu rumah kami tak layak dipakai, banyak bocor. Tapi saat TNI masuk dan perbaiki, sudah tidak bocor. Sudah banyak perubahan, membuat rumah kami menjadi layak ditinggal,” ujar Maula Hamise, salah satu warga yang rumahnya direnovasi.

 Ungkapan yang sama juga disampaikan Meylin Moniaga, salah satu warga yang rumahnya direnovasi oleh Satgas TMMD. Dengan wajah berbinar-binar, warga Lingkungan 2, Kelurahan Bengkol ini menyampaikan terima kasihnya.

“Banyak terima kasih pada Kodim Manado yang sudah merehab rumah kami,” ujarnya.

Tak hanya rumah milik warga yang direnovasi, dan kini menjadi lebih bagus, dua rumah ibadahpun turut dipercantik yakni Masjid Al Ikhsan Bengkol dan Gereja GMIM Eklesia Pandu.

“Terima kasih pada Satgas TMMD Kodim 1309/Manado yang telah merenovasi masjid kami yang tadinya kelihatan kurang rapi dan indah, sekarang sudah indah dan rapi untuk beribadah,” ujar Imam Masjid Kharim Dalim.

Pendeta Prisilia Thomas dari Jemaat GMIM Eklesia Pandu juga memberi apresiasi atas upaya TNI merenovasi gedung gereja.

“Selaku Badan Pekerja dan Majelis Jemaat GMIM Eklesia Pandu menyampaikan terima kasih untuk TNI sudah berupaya untuk merenovasi gedung gereja kami,” kata Prisilia Thomas.

Kebahagiaan Marjuni, Manti Topatto, Kharim Dalim dan warga Kampung Bengkol lainnya terasa kian lengkap, setelah Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang menjanjikan akan memfasilitasi pembangunan insfrastruktur lainnya.

“Ada perencanaan Pemerintah Kota Manado di Kampung Lahendong. Setelah Program TMMD membuka akses jalan, kita akan bangun sejumlah fasilitas untuk warga,” ujarnya saat penutupan Program TMMD ke-117 Kodim 1309/Manado, Kamis (10/8/2023) lalu. ((saiful/pendim1309manado)