Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara terjadi ketika zat-zat berbahaya atau polutan seperti partikel kecil, gas beracun, dan bahan kimia terlarut tercampur dalam udara. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit paru-paru, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Polusi udara dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, lingkungan, dan iklim. Polusi udara dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk masalah pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pausa jangka panjang terhadap polusi udara juga terkait dengan penyakit kardiovaskular, masalah neurologis, dan bahkan kematian dini.
Baca Juga
Selain dampak kesehatan, polusi udara juga memiliki dampak lingkungan dan iklim. Partikel dan zat kimia yang terlepas ke atmosfer dapat merusak ekosistem, mengganggu fotosintesis pada tanaman, dan merusak bahan bangunan. Selain itu, polutan seperti karbon dioksida (CO2) juga berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Advertisement
Polusi udara di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi yang cepat, urbanisasi, mobilitas tinggi, dan penggunaan energi yang tidak efisien. Berikut adalah beberapa penyebab utama polusi udara di Indonesia:
- Kendaraan Bermotor: Jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, menjadi salah satu penyumbang utama polusi udara. Emisi gas buang dari kendaraan, terutama kendaraan berbahan bakar fosil seperti bensin dan diesel, menghasilkan partikel dan gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel debu halus.
- Industri: Pertumbuhan industri, terutama industri besar dan pabrik, memiliki kontribusi besar terhadap polusi udara. Emisi dari proses industri, termasuk pembakaran bahan bakar fosil dan produksi bahan kimia, dapat menghasilkan polutan udara yang signifikan.
- Pembakaran Sampah: Praktik pembakaran sampah yang tidak terkendali dan tidak efisien di berbagai daerah juga menjadi penyebab utama polusi udara. Pembakaran sampah menghasilkan asap, partikel berbahaya, dan gas beracun yang mencemari udara.
- Pembangkit Listrik dan Energi Fosil: Bergantung pada energi fosil seperti batu bara untuk pembangkit listrik juga berkontribusi pada emisi polutan udara. Proses pembakaran batu bara menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan partikel-partikel berbahaya.
7 Kegiatan Untuk Mengurangi Polusi
Ada banyak kegiatan yang dapat membantu mengurangi polusi udara dan menjaga lingkungan tetap bersih. Berikut adalah tujuh kegiatan yang dapat Anda lakukan:
Menggunakan Transportasi Umum atau Berkelanjutan
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berbahan bakar fosil dapat mengurangi emisi gas buang. Cobalah untuk menggunakan sepeda, berjalan kaki, bersepeda motor listrik, atau menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta api.
Mengurangi Konsumsi Energi
Hemat energi di rumah dan tempat kerja dapat mengurangi permintaan listrik yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Matikan lampu dan peralatan listrik yang tidak digunakan, tingkatkan isolasi bangunan, dan gunakan peralatan hemat energi.
Daur Ulang dan Pengelolaan Limbah
Mengurangi, mendaur ulang, dan memilah limbah dapat mengurangi volume sampah yang dibakar atau didekomposisi, yang bisa menghasilkan emisi polutan. Pisahkan limbah organik, plastik, kertas, dan logam untuk didaur ulang. Â
Â
Advertisement
Menggunakan Bahan Bakar Bersih
Saat memilih kendaraan, peralatan rumah tangga, atau peralatan industri, prioritaskan yang menggunakan bahan bakar bersih seperti listrik atau bahan bakar alternatif rendah emisi.
Melakukan Penghijauan
Menanam pohon dan tanaman di sekitar tempat tinggal Anda dapat membantu menyaring udara dari polutan dan menghasilkan oksigen. Penghijauan juga membantu menyejukkan lingkungan.
Mengurangi Pembakaran Sampah
Hindari membakar sampah di udara terbuka. Pilih opsi pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan, seperti pengumpulan sampah terpisah dan pengolahan dengan metode yang aman.
Mendorong Kesadaran Masyarakat
Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif polusi udara dapat menggerakkan lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam mengurangi polusi. Kampanye edukasi, seminar, dan kegiatan sosial lainnya dapat membantu menyebarkan informasi.
Selain itu, dukunglah kebijakan lingkungan yang mengedepankan energi bersih, pengurangan emisi, dan praktik berkelanjutan. Tindakan individu dan kolektif dapat memiliki dampak positif yang signifikan terhadap mengurangi polusi udara dan melindungi lingkungan.
Dampak Polusi Udara
Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, dampak jangka pendek dari paparan polusi udara adalah mata merah, pilek, bersin, radang, sakit tenggorokan, batuk, dan berdahak. Paparan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko penyakit ISPA, serangan asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan serangan jantung.
Sedangkan dampak jangka panjang dari paparan polusi udara, seperti penurunan fungsi paru-paru, peningkatan reaktivitas bronkus, reaksi alergi, asma, peningkatan risiko PPOK, penyakit jantung, serta peningkatan risiko kanker dan pembuluh darah. Setiap peningkatan 10 mikrogram per meter kubik paparan PM 2,5 dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru. Penelitian di Vietnam dan Indonesia pada tahun 2015 juga menunjukkan bahwa 6,9% kasus PPOK terjadi pada bukan perokok. Salah satu faktor risiko utama PPOK, selain kebiasaan merokok, adalah paparan polusi udara.
Advertisement