Sukses

Mengenal Rampak Bedug, Simbol Budaya Berbuka Puasa Khas Banten

Rampak beduk adalah istilah yang merujuk pada suara atau bunyi yang dihasilkan dari memukul beduk atau drum besar sebagai tanda masuknya waktu berbuka puasa (iftar) selama bulan Ramadan dalam tradisi Islam.

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terpisah dari provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten pernah menjadi kerajaan Islam terbesar dan paling makmur di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Maka tidak heran jika dari segi pemerintahan dan masyarakat, Islam sangat erat.

Alat musik tradisional khas Banten yang dimainkan secara bersama-sama dan dipadukan dengan gerak tari silat dikenal dengan nama gendang Rampak. Dikutip dalam buku Sulaiman Tinjauan Kebudayaan Banten (2016), Rampak bedug merupakan tradisi menabuh gendang yang biasa dilakukan masyarakat pada perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.

Rampak beduk memiliki makna simbolis dan budaya yang dalam dalam masyarakat Muslim. Selain sebagai penanda waktu berbuka puasa, bunyi rampak beduk juga digunakan sebagai panggilan umat Muslim untuk melakukan salat Maghrib, salah satu salat wajib dalam Islam.

Biasanya, rampak bedug dilakukan dengan memukul drum atau beduk dengan ritme tertentu, menghasilkan bunyi yang kuat dan berirama. Cara ini telah menjadi tradisi yang berlangsung selama berabad-abad di berbagai negara dengan populasi Muslim yang besar.

Di beberapa tempat, seperti di Indonesia, bunyi rampak bedug juga dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari selama bulan Ramadan, di mana seorang "pembeduk" akan mengelilingi kota atau desa untuk mengumumkan waktu berbuka puasa.

Tradisi rampak bedug mencerminkan kekayaan budaya Islam dan memiliki makna spiritual yang mendalam bagi komunitas Muslim. Ini juga merupakan contoh bagaimana budaya dan agama dapat terjalin dalam kehidupan sehari-hari.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Sejarah Rampak Bedug

Rampak Bedug merupakan salah satu seni kebudayaan khas Banten. Alat utama yang digunakan adalah drum dan alat pemukul.

Beduk Pandeglang yang terbuat dari batang pohon kelapa yang berukuran panjang 1,5 meter. Bedug ini kemudian  dilubangi di tengahnya dengan diameter 0,5 m, dan tebal tempurung kelapa 5 cm.

Menurut informasi yang dilansir oleh Liputan6.com, sejarah dan perkembangan grampak bedug dimulai pada tahun 1950-an. Pada waktu itu, di Kecamatan Pandeglang pada khususnya, sudah biasa diadakan pertandingan ngadu bedug antarkampung.

Seni Rampak Bedug mulai ramai dipertandingkan pada tahun 1955-1960. Kemudian seni ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, hingga ke Kabupaten Serang.

Pada sekitar tahun 1960-1970 tercipta suatu tarian kreatif dalam seni ngadu bedug dan sekaligus mengubah istilah dari adu bedug menjadi Rampak Bedug. Kata rampak memiliki arti serempak, jadi Rampak Bedug adalah beduk yang ditabuh secara serempak. Penamaan ini diilhami juga dengan munculnya istilah Rampak Kendang di Bandung.

3 dari 4 halaman

Cara Bermain Kesenian Rampak Bedug

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk bermain rampak bedug:

Memahami Instrumen

Pertama-tama, Anda perlu memahami bagaimana instrumen rampak bedug bekerja. Rampak bedug adalah jenis drum besar dengan dua sisi yang bisa dipukul. Sisi satu disebut "sisi kecil" atau "sisi tegak" dan sisi lainnya disebut "sisi besar" atau "sisi rebana."

Posisi Bermain

Duduklah di depan rampak bedug dengan posisi yang nyaman. Biasanya, pemain rampak bedug duduk bersila atau duduk dengan kaki bersila di atas pangkuan.

Pemilihan Tongkat Pukul

Gunakan dua tongkat pukul yang biasanya terbuat dari kayu atau bahan lain yang cocok untuk menghasilkan bunyi yang diinginkan.

Teknik Memukul

Pukul sisi kecil dengan tongkat pukul di salah satu sudut drum untuk menghasilkan suara yang lebih tajam. Pada sisi besar, Anda bisa menggunakan bagian tengah tongkat pukul untuk menghasilkan suara yang lebih dalam. Eksperimen dengan berbagai area untuk mendapatkan berbagai suara. 

 

4 dari 4 halaman

Cara Bermain Kesenian Rampak Bedug

Mengatur Ritme

Ritme yang dimainkan dalam rampak bedug bisa bervariasi, tergantung pada tradisi dan jenis perayaan. Beberapa ritme mungkin lebih cepat dan energik, sementara yang lain lebih lambat dan mendalam. Pelajari ritme yang tepat untuk acara atau lagu yang sedang dimainkan.

Koordinaasi dengan Pengendali

Pada beberapa acara, seperti saat berbuka puasa, pemain rampak bedug perlu berkoordinasi dengan pengendali untuk memastikan waktu yang tepat untuk memulai dan mengakhiri rampak bedug.

Latihan dan Pengalaman

Bermain rampak bedug membutuhkan latihan yang konsisten untuk menguasai teknik dan ritme. Jika memungkinkan, belajar dari ahli rampak bedug atau orang yang berpengalaman dalam bermain instrumen ini.

Penghormatan terhadap Tradisi

Penting untuk menghormati nilai dan tradisi budaya yang terkait dengan rampak bedug. Ini bukan hanya tentang bermain instrumen, tetapi juga tentang menghargai nilai-nilai dan makna budaya di baliknya.

Ingatlah bahwa rampak bedug bukan hanya tentang memainkan instrumen, tetapi juga tentang mempertahankan warisan budaya yang penting bagi komunitas. Yuk coba.