Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung merekomendasikan agar pemerintah kabupaten menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama 30 hari mulai tanggal 24 Agustus hingga 23 September 2023.
Kekeringan dan kebakaran hutan atau lahan itu dinilai berpotensi terjadi sebagai dampak dari El Nino. Rekomendasi tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama saat rapat koordinasi dengan jajaran Pemkab Bandung, pekan ini, 23 Agustus 2023.
Baca Juga
"Perlu tim siaga atau pos komando menghadapi kekeringan agar koordinasi dan penanganan lebih terarah," jelas Uka Suska dalam keterangannya dikutip Liputan6.com di Bandung, Jumat, 25 Agustus 2023.
Advertisement
Uka menjelaskan, El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.
Perubahan suhu menyebabkan pergeseran angin dan arus laut, yang mengubah pola cuaca secara global. Fenomena ini terjadi secara alami dan berulang dalam jangka waktu tertentu.Â
El Nino dinilai meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik Tengah, dan mengurangi cuaca hujan di wilayah Indonesia. El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Uka Suska meminta agar aparat kewilayahan hingga tingkat kecamatan untuk memantau wilayahnya terkait kondisi ketersediaan air bersih, kebutuhan masyarakat dan pertanian.Â
"Kemudian melaporkannya kepada OPD terkait atau dalam hal ini BPBD, apabila memerlukan bantuan lebih lanjut," katanya.
Uka juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah terutama di lahan perkebunan yang dapat berpotensi memicu kebakaran lahan atau hutan.
Â
Potensi Rendah hingga Sedang
Bupati Bandung Dadang Supriatna, mengatakan, berdasarkan kajian risiko bencana tahun 2022 bahwa ancaman kekeringan, kebakaran hutan dan lahan terdapat di 31 kecamatan dengan tingkatan rendah dan sedang.
"Untuk mengantisipasi potensi ancaman itu, kita sudah melakukan inventarisasi tanki air, inventarisasi petugas dan peralatan dari masing-masing OPD," akunya.
Puncak kemarau wilayah Kabupaten Bandung diprediksi hingga September 2023. Adapun, menurut analisis dan kajian, Dadang menyampaikan, sudah ada pengurangan turunnya air hujan terutama di wilayah Kabupaten Bandung.
Meski intensitas curah hujan di Kabupaten Bandung sudah berkurang dalam beberapa pekan terakhir, Pemkab Bandung mengklaim belum menerima laporan terkait kekurangan air bersih dari masyarakat.Â
"Dampak kekeringan ini yang perlu diwaspadai adalah ancaman kebakaran hutan dan lahan, gelombang panas atau kekeringan ekstrim, gangguan kesehatan dapat berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bandung," ujarnya.
Advertisement