Liputan6.com, Jakarta Membangun iklim dan ekosistem pendidikan di tengah krisis toleransi bersifat mendesak. Kerjasama lintas agama sejak kecil menjadi salah satu pilihan.
Yayasan Hati Suci bekerjasama dengan KUPUKU Indonesia merealisasikan hal itu dengan program live in di SD Kanisius Kenalan Magelang.
Menurut acting CEO KUPUKU, Satrio Anindito, program tersebut melibatkan lembaga pendidikan Ma'arif NU cabang Banyuwangi dan Yayasan Carmel Keuskupan Agung Malang.
Advertisement
"Tujuannya untuk membangun iklim dan ekosistem pendidikan yang nyaman, aman dan menyenangkan untuk anak-anak belajar,” komitmen Satrio Anindito, Acting CEO KUPUKU Indonesia
Selama program live in di SD Kanisius Kenalan, para perwakilan dari kedua Yayasan Pendidikan mendapatkan pembelajaran yang berorientasi pada sosial, ekonomi dan budaya.
Secara paralel juga meningkatkan numerasi dan literasi para siswa. Contohnya pada kegiatan Remen Peken (Suka ke Pasar), para siswa diberikan ruang untuk berjualan produk-produk hasil karya para siswa di pasar, para siswa mewawancarai pedagang di pasar untuk mengidentifikasi bahan dasar dari berbagai dagangan yang ada di pasar.
"Melalui kegiatan ini para siswa terasah rasa percaya dirinya dan belajar berkomunikasi di dalam komunitas pasar," kata Satrio.
Dr. Dwi Ilham Rahardjo, M.Pd., Dewan Pakar dan Pendamping Program (Widyaprada BBPMP Provinsi Jawa Timur), mengungkapkan, bahwa saat ini ada krisis pembelajaran. Konsep Merdeka Belajar menjadi pilihan yang sangat relevan.
"Solusi mengatasi tantangan tersebut, kegiatan kokurikuler di SD Kanisius Kenalan, memberikan inspirasi dalam memajukan sistem Pendidikan yang mengakselerasi pembentukan SDM Unggul di Indonesia," kata Dwi Ilham.
Rangkaian kegiatan ini menjadi awal dari Program Kerjasama Lintas Agama di Bidang Pendidikan yang ke depannya diharapkan membawa output positif. Para peserta dari 28 perwakilan ini sudah mengalami kebersamaan.
"Kelak bisa merenungkan proses pembelajaran selama 21-25 Agustus, mereka dapat meneruskan ke 621 sekolah di Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Banyuwangi dan 59 sekolah di YayasanKarmel Keuskupan Malang," kata Dwi.