Liputan6.com, Semarang - Curug Indrokilo merupakan salah satu surga tersembunyi yang dimiliki Desa Wisata Lerep, Ungaran., Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kehadiran air terjun ini melengkapi pesona budaya dan kearifan lokal yang ada di Desa Wisata Lerep.
Masyarakat setempat mengelola lokasi tersebut dengan membuat jalur trek yang lebih aman dan nyaman untuk dilalui pengunjung. Selain itu, berbagai fasilitas umum juga ditambahkan, seperti toilet, warung, dan area parkir.
Mengutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, Curug Indrokilo berada lebih tinggi dari Desa Wisata Lerep. Saat baru sampai di lokasi, pengunjung akan disambut dengan pemandangan hijau yang luas dan berbukit.
Advertisement
Baca Juga
Jika beruntung, pengunjung wisata Semarang ini juga akan melihat bukit-bukit yang tertutup awan. Hal itu membuat para pengunjung seolah-olah berada di atas awan.
Selain pemandangan yang indah dan asri, pengunjung juga akan melihat warga setempat yang sedang beraktivitas di sepanjang perjalanan menuju ke Curug Indrokilo. Biasanya, pengunjung akan berpapasan dengan masyarakat setempat yang sedang mengolah kebun. Bahkan, mereka tak segan untuk menawarkan buah-buahan secara gratis.
Berbeda dengan curug lainnya yang ada di Kabupaten Ungaran, Curug Indrokilo memiliki debit air yang kecil. Meski demikian, pemandangan yang ditawarkan juga tak kalah menakjubkan.
Selain keindahan, Curug Indrokilo juga memiliki beberapa mitos yang dipercaya oleh masyarakat. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, mereka yang membasuh wajah dan tangannya di air Curug Indrokilo akan tampak lebih muda. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa jodoh akan mudah didapatkan setelah berkunjung ke sini.
Terlepas dari mitos dan kepercayaan tersebut, Curug Indrokilo memang menawarkan suasana yang asri, sejuk, dan nyaman. Saat akhir pekan, banyak pengunjung yang didominasi oleh anak muda datang ke Curug Indrokilo.
Usai menikmati keindahan Curug Indrokilo, pengunjung juga bisa menyempatkan diri untuk membeli makanan dan oleh-oleh yang disediakan masyarakat setempat. Selain untuk mengisi perut, hal ini juga menjadi wujud untuk mendukung perekonomian masyarakat setempat.
(Resla Aknaita Chak)