Sukses

Kampung Gandekan Solo, Dahulu Jadi Wilayah Perdagangan Tersibuk

Kapal-kapal yang melintas dari Bengawan Solo masuk ke sungai-sungai di sekitar Kampung Gandekan.

Liputan6.com, Solo - Dahulu, Kampung Gandekan Solo dikenal sebagai salah satu wilayah tersibuk. Kampung ini ternyata memiliki sejarah sebagai wilayah perdagangan terkemuka pada zaman dulu.

Mengutip dari surakarta.go.id, dahulu Kampung Gandekan merupakan bandar atau pelabuhan kuno yang cukup sibuk. Kapal-kapal yang melintas dari Bengawan Solo masuk ke sungai-sungai di sekitar Kampung Gandekan.

Kapal-kapal tersebut mengangkut pedagang dan berbagai barang dagangan. Aktivitas perdagangan pun terjadi pada saat itu. Seperti diketahui, dahulu wilayah Solo banyak terdapat jalur air. Jalur air atau sungai tersebut merupakan jalur-jalur dari Bengawan Solo yang menjadi jalur penting perdagangan dari arah timur.

Hal itu membuat beberapa bandar atau pelabuhan sengaja dibangun untuk akses kapal-kapal perdagangan. Salah satu jalur yang menjadi urat nadi perdagangan kala itu adalah jalur Kali Pepe yang ramai dilewati kapal-kapal dagang. 

Selain Kali Pepe, beberapa jalur air yang dulu menjadi jalur sibuk perdagangan adalah Gandekan, Semanggi, Demangan, Sangkrah, Laweyan, dan Kalilarangan. Konon, di kawasan Kalilarangan juga terdapat sungai, tetapi kini keberadaannya sudah tertutup oleh akses jalan. 

Sementara itu, berbagai komoditas dari Jawa Timur yang masuk ke Solo diangkut oleh kapal-kapal yang melintas di sepanjang Bengawan Solo. Untuk sampai ke pusat-pusat perdagangan, kapal-kapal dagang tersebut ada yang bersandar di Gandekan.

Para pedagang yang berasal dari berbagai etnis pun membuat adanya akultirasi etnis di kawasan Gandekan. Berbagai etnis berinteraksi dengan warga lokal hingga berkeluarga.

Kini, di Kampung Gandekan terdapat Taman Cerdas Gandekan. Taman tersebut kerap dimanfaatkan sebagai lokasi belajar anak-anak. Mereka belajar di sebuah joglo dengan diawasi oleh komunitas anak muda yang menjadi volunteer atau relawan untuk mengabdi pada pendidikan dan anak-anak di Kota Solo. 

 

Penulis: Resla Aknaita Chak