Sukses

Misteri Candi Sukuh di Kaki Gunung Lawu yang Disebut Mirip Piramida Inca

Berikut fakta menarik Candi Sukuh yang disebut mirip dengan piramida Inca di Peru, Amerika Selatan.

Liputan6.com, Karanganyar - Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi Hindu yang berlokasi di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh pertama kali ditemukan pada 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta.

Ketika menemukannya, Johnson hanya meneliti untuk mengumpulkan data-data sebagai bahan untuk menulis buku The History Of Java yang dilakukan oleh Thomas Stamford Raffles. Berikut fakta menarik Candi Sukuh yang disebut mirip dengan piramida Inca di Peru, Amerika Selatan.

1. Sejarah Candi Sukuh

Candi Sukuh dibangun pada abad ke-15 oleh penganut Hindu Tantrayana yang tinggal di kaki Gunung Lawu. Namun, ada yang mengatakan bahwa candi ini berdiri pada zaman Kerajaan Majapahit saat dipimpin Ratu Suhita.

Candi Sukuh dijuluki The Last Temple karena menjadi candi terakhir bercorak Hindu yang ditinggalkan Kerajaan Majapahit. Bentuknya berbeda dengan candi lainnya, candi ini memiliki bentuk trapesium.

Pada 1995, Indonesia mengajukan Candi Sukuh sebagai warisan dunia ke UNESCO.

 

2 dari 2 halaman

Mirip Piramida

2. Arsitektur Serupa Piramida

Candi Sukuh memiliki arsitektur yang sangat unik dan berbeda dari candi-candi Hindu lainnya di Indonesia. Kompleks candi ini menempati lahan seluas 11.000 meter persegi dan terdiri dari tiga halaman berundak yang saling terhubung.

Halaman paling atas adalah bangunan utama yang berbentuk punden berundak, yaitu susunan batu-batu besar yang membentuk piramida bertingkat. Bentuk ini sangat mirip dengan piramida Inca di Peru, Amerika Selatan.

Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan persamaan ini. Salah satunya adalah teori arkeolog Belanda, W.F. Stutterheim pada 1930 yang mengatakan bahwa pembangunan candi tidak didukung waktu dan sumber daya yang cukup, sehingga struktur yang dibuat cenderung tak rapi dan halus.

Candi Sukuh juga terkenal karena patung dan reliefnya yang menampilkan alat kelamin manusia secara eksplisit. Pada gerbang barat candi terdapat relief yang menggambarkan pertemuan antara lingga (simbol pria) dan yoni (simbol wanita).

Hal ini merupakan penggambaran dari konsep lingga-yoni sebagai bentuk sakralisasi. Dalam tradisi Hindu kuno, konsep lingga-yoni tidak dipandang tabu, melainkan sesuatu yang suci dan alami.

Candi Sukuh terdiri dari tiga kompleks kecil, pada halaman ketiga dan paling atas terdapat beberapa bangunan, area-area lepas, prasasti, dan relief pada bangunan induk yang menyerupai punden berundak. Bagian atasnya berupa umpak.

Pada bagian yang dianggap paling suci ini dahulu terdapat lingga batu raksasa yang dipahat.

3. Fungsi Candi Sukuh

Para ahli memperkirakan Candi Sukuh dibangun dengan tujuan menangkal atau melepas pengaruh kekuatan buruk. Dugaan ini didasari oleh keberadaan relief yang mengisahkan cerita Sudamala dan Garudeya.

Selain itu, Candi Sukuh juga dipercaya menjadi medium untuk penangkal roh jahat yang memiliki pengaruh buruk bagi kehidupan seseorang. Candi Sukuh juga dipercaya berhubungan erat dengan penghormatan pada arwah leluhur yang diperkuat dengan susunan bangunan candi tersebut.

Sebabnya, Candi Sukuh tersusun dari beberapa teras menyerupai punden berundak pada zaman prasejarah yang berfungsi sebagai tempat pemujaan arwah maupun leluhur.