Sukses

Fort Oranje, Benteng Oranye Peninggalan Masa Kolonial yang Masih Berdiri Kokoh di Gorontalo

Fort Oranje berlokasi di Bukit Arang yang masuk wilayah administratif Lingkungan I, Desa Dambalo, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara.

Liputan6.com, Gorontalo - Terdapat salah satu benteng di Gorontalo yang menjadi destinasi wajib para wisatawan, yaitu Fort Oranje. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah pada masa kolonial.

Fort Oranje berlokasi di Bukit Arang yang masuk wilayah administratif Lingkungan I, Desa Dambalo, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara. Lokasi ini berada sekitar 61 kilometer dari Kota Gorontalo, atau 2 kilometer dari pusat Kota Kwandang.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, benteng ini dibangun oleh Portugis pada 1630 Masehi. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun benteng ini adalah batu karang, batu gunung, pasir, dan kapur.

Sementara untuk bahan perekatnya menggunakan getah pelepah daun rumbia. Bahan-bahan ini digunakan karena pada masa itu belum ada semen.

Selanjutnya, kedatangan Belanda di Gorontalo pada awal abad ke-17 menyebabkan Portugis terdesak. Mereka berseteru karena persaingan dagang dan perebutan kekuasaan di salah satu daerah sumber penghasil rempah-rempah.

Hal ini menyebabkan Portugis terpaksa meninggalkan Gorontalo. Kemudian pada abad ke-18, benteng ini diperbaiki oleh bangsa Belanda.

Mereka menambah bangunan kecil di atas bukit lengkap dengan sebuah meriam. Bangunan tersebut digunakan sebagai tempat memantau dan pusat penembakan.

Perbaikan bangunan benteng yang dilakukan oleh Belanda ini juga disertai dengan perubahan konstruksi bangunan. Mereka menggunakan semen untuk menambah bangunan di benteng ini.

Semula, orang Gorontalo menamai benteng ini dengan sebutan Benteng (ota) Lalunga. Namun, ketika Snouck Orange memerintah, nama benteng ini diganti menjadi Fort Orange (Benteng Oranye) hingga kini.

(Resla Aknaita Chak)

Video Terkini