Sukses

Tiga Perusahaan Besar Properti Bangun Kawasan Hunian Bergaya Jepang di Tangerang

Tiga perusahaan besar properti asal Indonesia, Singapura dan Jepang, berkolaborasi mendirikan kawasan hunian terpadu dan Transit Oriented Development (TOD), seluas 51 hektare yang berlokasi di Kabupaten Tangerang.

Liputan6.com, Tangerang - Tiga perusahaan besar properti Indonesia, Singapura dan Jepang, berkolaborasi mendirikan kawasan hunian terpadu dan Transit Oriented Development (TOD), seluas 51 hektare di Kabupaten Tangerang.

Perusahaan properti asal Indonesia diwakili Intiland, lalu Mitbana sebuah perusahan joint venture antara Mitsubishi Corporation asal Jepang dan Subrana Jurong Singapura, yang merupakan pemegang saham mayoritas atas kepemilikan 70 persen di perusahaan joint venture ini. Ketiganya membentuk perusahaan joint venture, PT Inti Mitbana Development, yang bakal membangun Green Bestari Park dalam tiga tahap. 

"Tahap pertama meliputi area seluas 14 hektare yang mencakup klaster perumahan, area ritel, pusat F&B, dan club house baru untuk para penghuni. Tahapan berikutnya mencakup pengembangan hunian, taman kota, area komersial, dan Pengembangan Berbasis Transit atau Transit Oriented Development/TOD, yang terintegrasi dengan stasiun Mass Rapid Transit (MRT), yang menghubungkan Balaraja dan Cikarang di jalur MRT Timur-Barat," tutur Vice President Director and Chief Operational Officer (COO) PT Intiland Development Tbk, Suhendro Prabowo, Selasa (5/9/2023).

Untuk tahap awal, perusahaan joint venture tersebut bakal memasarkan klaster dengan 220 unit rumah berbagai tipe. Bila terjual habis, total pengembang tersebut akan mengantongi sekitar Rp 300 miliar, tiap unit rumah akan dijual dengan harga mulai dari Rp 1 miliaran.

Kawasan tersebut akan mengusung hunian bergaya Jepang. Mulai dari infrastruktur, gaya interior, teknologi dan lainnya. Daisuke Kobayashi selaku Deputi COO Mitbana and President Director Inti Mitbana Development menerangkan, pihaknya ingin mensinergikan alam, kenyamanan, inovasi, dan komunitas, serta menerapkan standar baru untuk gaya hidup perkotaan. 

Desain urban tersebut mengoptimalkan penyerapan air, seperti penyediaan lebih dari empat hektare ruang terbuka hijau yang meningkatkan penyerapan air hujan, serta stasiun pengisian kendaraan listrik.

"Kita ingin memberikan lingkungan kawasan yang menghubungkan manusia dengan alam, memupuk ikatan komunitas melalui apresiasi bersama terhadap alam bebas," jelasnya.

Dengan begitu, calon penghuni yang ditargetkan adalah keluarga milenial, mampu menikmati atsmofer Jepang, namun tetap berada di Kabupaten Tangerang.