Sukses

Apresiasi Wirausaha Belia DIY 2023, Ada yang Omzetnya Rp100 Juta per Bulan

Wirausaha belia di daerah Istimewa Yogyakarta mendapat apresiasi dari pemerintah daerah DIY. Wirausaha belia dari SMK ini ada yang memiliki omset seratus juta rupiah per bulannya. Bagaimana cerita simak ceritanya.

Liputan6.com, Yogyakarta Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan apresiasi kepada Wirausaha Belia di DIY melalui Momenku Siap Berkemas. Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X membacakan sambutan Gubernur DIY kegiatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan wirausaha siswa SMK.

“Mari kita dukung siswa SMK, agar senantiasa tumbuh dan berkembang, menjadi insan wirausaha yang kompeten, mandiri dan sukses, serta menjadi agen perubahan produktif, dalam pengentasan kemiskinan,” ungkap Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X di Hotel Grand Rohan, Selasa (5/9/2023).

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Didik Wardaya mengatakan, kegiatan Momenku Siap Berkemas ini muncul karena banyak pengangguran  dari lulusan SMK yang tinggi. Sehingga melalui program ini dapat menekan kemiskinan yang ada di DIY.

“Apresiasi Wirausaha Belia Angkatan 2 melalui gerakan Momenku Siap Berkemas ini telah melahirkan 91 wirausaha belia dari berbagai bidang usaha. Kami berharap jumlah tersebut terus bisa tumbuh dan berkembang,” ujarnya.

Pemda DIY juga menyerahkan Surat Keputusan Gubernur DIY kepada tujuh SMK di DIY yang memenuhi syarat sebagai SMK BLUD. Melalui SK tersebut sekolah dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta menjadi lebih fleksibel dalam pengembangan pengelolaan keuangan.

“Dengan diserahkannya tujuh SK Gubernur DIY tentang SMK BLUD ini, berarti sudah ada 11 SMK BLUD di DIY. SK ini diberikan dalam rangka menyiapkan SMK yang mampu secara utuh mereplika dunia industri dan dunia kerja,” imbuhnya.Dari 91 siswa SMK penerima apresiasi, hadir

Mohamad Alva Priyandhito, siswa kelas 12 SMK Al-Hikmah Karangmojo, Gunungkidul salah satu dari 91 peserta memiliki usaha peloper sayu dan jamur dari petani ke pedagang di pasar Playen, Prambanan dan Pasar Wonosari. Usaha ini menurutnya belum ada satu tahun berjalan.

“Omset terbesar saya saat ini mencapai Rp100 juta per bulan. Usaha ini sebenarnya terinspirasi dari kondisi orang tua saya sendiri sebagai penjual sayur di Pasar Playen. Orang tua saya yang biasanya menjualkan sayur yang di antar ke pasar sering mengalami kekurangan sayur jualan. Dari situ saya mencoba mencari sendiri sayur langsung ke petani untuk dijual orang tua saya,” paparnya.

Alva yang mengambil keuntungan 6%-10% dari harga jual sayur asal petani ini usahanya mampu berkembang dan mampu mengajak empat teman sekolahnya. Ia pun ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

“Saya berniat mengembangkan lebih besar lagi usaha saya ini, karena itu saya berencana mengambil kuliah di bidang bisnis. Semoga usaha saya ini juga bisa menginspirasi banyak teman-teman untuk mau dan tidak malu memulai usaha apapun,” imbuh wirausaha belia ini.