Liputan6.com, Jayapura - Situs Megalitik Tutari merupakan destinasi wisata yang mudah diakses, terletak hanya 15 menit dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Situs ini berada di Bukit Tutari, tepi Danau Sentani bagian barat, pada permukaan lereng Bukit Tutari terdapat tinggalan megalitik berupa batu bergambar dan pada puncak bukit terdapat menhir.
Situs ini sangat instagramable karena berada pada ketinggian, sehingga wisatawan selain dapat menyaksikan tinggalan megalitik juga dapat berfoto dengan latar belakang Danau Sentani dari ketinggian.
Advertisement
Selain itu, pada lereng Bukit Tutari juga banyak ditumbuhi pohon-pohon kayu putih yang dapat menjadi tempat berteduh pengunjung dari teriknya sinar matahari.
Fauna Unik
Ternyata situs ini memiliki fauna unik yaitu belalang ranting (stick insect). Hingga saat ini di wilayah Indonesia, belalang ranting hanya ditemukan di hutan tropis Kalimantan dan Pulau Komodo.
Belalang ranting yang dijumpai di Situs Megalitik Tutari berwarna putih menyerupai ranting pohon kayu putih, ada juga belalang ranting yang berwarna hijau menyerupai daun.
Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, Hari Suroto menuturkan warna pada belalang ranting sebagai bentuk kamuflase, untuk menghindari serangan pemangsa. Belalang ranting ini memakan daun-daun pohon kayu putih.
Belalang ranting bertubuh bulat memanjang seperti ranting dan memiliki kaki yang ramping memanjang. Belalang ranting dewasa memiliki panjang tubuh maksimal mencapai 20 sentimeter.
“Mereka sering bergantungan pada ranting tanaman kayu putih. Jika mereka disentuh akan menjatuhkan diri, berdiam dan berkamuflase seperti ranting. Karena pintar berkamuflase, jika beruntung, traveler dapat menjumpai belalang ranting di Situs Megalitik Tutari,” kata Hari, Jumat (8/9/2023).
Walaupun saat ini belalang ranting tidak masuk dalam list binatang langka di Indonesia, keberadaan belalang ranting di Situs Megalitik Tutari harus tetap dijaga.
Advertisement