Liputan6.com, Palu - Ribuan warga di dua kecamatan di Donggala, Balaesang dan Balaesang Tanjung hingga Minggu siang (10/9/2023) masih mengungsi usai gempa berkekuatan Magnitudo 6,3.
Titik pengungsian di Kecamatan Balaesang ada di Desa Labean dengan jumlah pengungsi 98 KK atau 323 jiwa, sedangkan di Kecamatan Balaesang Tanjung titik pengungsian terdapat di Desa Palau dengan 177 KK pengungsi atau 674 jiwa dan di Desa Pomalulu sebanyak 478 KK atau 1.877 jiwa.
Baca Juga
Selain di titik-titik pengungsian, sebagian warga ada yang memilih mengungsi di depan rumah masing-masing.
Advertisement
Berdasarkan data BPBD Sulteng di antara pengungsi terdapat anak-anak, bayi, lansia, dan difabel.
Data sementara BPBD juga mencatat gempa berkekuatan Magnitudo 6,3 itu juga mengakibatkan rumah warga rusak.
"Ada 3 rumah warga dan satu rumah ibadah rusak di Desa Pomalulu. Tidak ada korban jiwa," Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus menerangkan, Minggu (10/9/2023).
Kejadian gempa dan tsunami tahun 2018 lalu menjadi alasan warga masih belum berani kembali ke rumah masing-masing.
Sebelumnya gempa M6,3 mengguncang Kabupaten Donggala pada Sabtu malam (9/9/2023). BMKG menyatakan aktivitas Sesar Palu Koro menjadi penyebabnya.