Liputan6.com, Bandung - Lagu Halo-Halo Bandung sedang ramai diperbincangkan usai munculnya lagu Malaysia, Helo Kuala Lumpur. Sebagian masyarakat menilai bahwa lagu Helo Kuala Lumpur menjiplak lagu Halo-Halo Bandung yang diciptakan Ismail Marzuki.
Kedua lagu ini memang terdengar memiliki nada dan irama yang sama. Hanya saja, beberapa bagian pada liriknya sedikit berbeda.
Hebohnya isu ini membuat nama Ismail Marzuki turut menjadi sorotan. Ismail Marzuki merupakan seorang komponis besar penggubah lagu Halo-Halo Bandung.
Advertisement
Lagu Halo-Halo Bandung menjadi lagu yang dapat menggugah semangat juang setelah peristiwa Bandung Lautan Api. Melalui lagu ini, Ismail menunjukkan bentuk kecintaannya pada Kota Bandung.
Baca Juga
Bandung sekaligus menjadi kota di mana dirinya menemukan sang belahan jiwa, Eulis Zuraida. Eulis Zuraida juga merupakan rekannya di grup musik saat Ismail merantau di Bandung.
Awalnya, lagu Halo-Halo Bandung menggunakan lirik bahasa Sunda. Namun, setelah terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, Ismail pun menyanyikan Halo-Halo Bandung dengan lirik bahasa Indonesia.
Ismail bin Marzuki lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Bakat seninya ia warisi dari sang ayah yang bernama Marzuki. Ayahnya merupakan seorang pemain rebana dalam seni berdendang.
Mahir Mainkan Beragam Alat Musik
Sejak kecil ia sudah belajar memainkan beragam alat musik, seperti piano, gitar, biola, saxophone, hingga harmonium pompa. Saat remaja, Ismail bergabung dengan musik orkestra Lief Java (Rukun Anggawe Santoso).
Pada perkumpulan itu, ia bisa menjadi penyanyi, penyair lagu, sekaligus instrumentalis. Ismail juga pernah tercatat bergabung dalam orkes radio pada Hoso Kanri Kyoku, radio militer Jepang.
Ismail Marzuki memang dikenal gemar membuat lirik dan mengarang lagu. Tak heran, banyak lagu hit yang berhasil ia ciptakan, termasuk Halo-Halo Bandung.
Selain Halo-Halo Bandung, Ismail Marzuki juga menciptakan bebagai lagu, seperti Rayuan Pulau Kelapa, Juwita Malam, Wanita, Melati di Tapal Batas, Di Wajah Mu Ku Lihat Bulan, Aryati, Sampul Surat, Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, Gagah Perwira, dan lainnya. Ismail Marzuki memiliki suara yang berat dengan lagu mendayu. Hal itu membuat dirinya dijuluki Bing Crosby dari Kwitang. Nama Bing Crosby merujuk pada penyanyi asal Amerika yang sedang naik daun kala itu.
Ismail Marzuki telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 5 November 2004. Bahkan, namanya diabadikan di Pusat Seni di kawasan Cikini, Taman Ismail Marzuki.
Pada 17 Agustus 1961, Presiden Soekarno memberikan piagam Wijayakusuma atas kecintaan Ismail Marzuki pada Tanah Air. Selain Halo-Halo Bandung, kecintaan Ismail Marzuki terhadap Bandung juga dituangkan dalam lagu-lagu Sapu Tangan dari Bandung Selatan dan Bandung Selatan di Waktu Malam.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement