Sukses

Makna Lagu Halo-Halo Bandung dan Sejarah di Balik Penciptaannya

Sebagian masyarakat Indonesia menilai bahwa lagu Helo Kuala Lumpur menjiplak lagu Halo-Halo Bandung yang diciptakan Ismail Marzuki.

Liputan6.com, Bandung - Lagu Halo-Halo Bandung sedang ramai diperbincangkan usai munculnya lagu Malaysia, Helo Kuala Lumpur. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, lagu Helo Kuala Lumpur muncul dalam sebuah akun YouTube lagu anak-anak Malaysia.

Lagu Helo Kuala Lumpur menjadi lagu pembuka dalam video tersebut. Selama 1 menit 37 detik lagu Helo Kuala Lumpur diputar, kemudian disambung dengan lagu anak-anak lainnya.

Sebagian masyarakat Indonesia menilai bahwa lagu Helo Kuala Lumpur menjiplak lagu Halo-Halo Bandung yang diciptakan Ismail Marzuki. Kedua lagu ini memang terdengar memiliki nada dan irama yang sama, meski beberapa bagian lirik kedua lagu tersebut sedikit berbeda.

Halo-Halo Bandung adalah salah satu lagu kebangsaan Indonesia. Lagu ini tidak hanya mengandung melodi yang indah, tetapi juga nilai-nilai sejarah saat peristiwa Bandung Lautan Api.

Dikutip dari laman bandung.go.id, lagu ini diciptakan oleh Ismail Marzuki, seorang komposer terkenal Indonesia pada 1946. Lagu ini memiliki tiga versi.

Pertama, versi sebelum Perang Dunia II dalam bahasa Sunda. Kedua, versi zaman pendudukan Jepang di Indonesia.

Ketiga, versi Bandung Lautan Api yang dikenal publik secara luas sampai saat ini. Mulanya, Ismail Marzuki menciptakan lagu berjudul 'Hallo Bandung' karena memiliki kenangan indah dengan Kota Bandung.

Salah satunya karena bertemu dengan Eulis Zuraidah, rekan di grup musiknya ketika tinggal di Bandung. Setelah itu, Ismail menikah dengan Eulis.

Namun kala itu, 'Hallo Bandung' merupakan lagu berbahasa Sunda. Lagu itu kemudian diubah dalam lirik bahasa Indonesia ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia untuk mengobarkan semangat nasionalisme.

Usai dua perubahan, lagu 'Hallo Bandung' akhirnya diubah kembali. Tepatnya setelah Ismail Marzuki dan istrinya harus mengungsi dari Jakarta ke Bandung.

Kala itu, ia mengungsi karena pasukan Inggris menguasai Jakarta. Namun, ketika berada di Bandung, pasukan Sekutu justru memerintahkan agar seluruh penduduk keluar dari Kota Bandung, termasuk Ismail Marzuki dan istrinya.

Peristiwa bersejarah itu dikenal sebagai Bandung Lautan Api. Ismail Marzuki menyaksikan perjuangan para pejuang ketika meninggalkan Kota Bandung pada 24 Maret 1946.

Seluruh bangunan penting di Bandung Selatan dibakar. Begitu juga dengan fasilitas dan instalasi perang yang ada di Kota Bandung dibakar oleh TRI, Siliwangi, BKR, LASWI, hingga Pelajar Pejuang.

Sambil berjalan, Ismail menyanyikan lagu tersebut bagi Kota Bandung dengan penuh kenangan. Ia pun mengubah lirik pada akhir lagu miliknya menjadi 'Sekarang telah menjadi lautan api. Mari Bung rebut kembali!'

Lagu tersebut pun berubah judul menjadi 'Halo Halo Bandung' yang dikenal publik sampai saat ini.