Liputan6.com, Jakarta - Fashion director dan penata gaya Ajeng Dewi Swastiari mengatakan pemilik warna kulit sawo matang khas Indonesia, perlu memperhatikan warna pakaian yang akan tren di tahun 2024, khususnya warna cokelat.
"Memang hati-hati beberapa jenis coklat, kalau sedikit lebih coklat tua hati-hati, kalau misalkan tidak cocok jangan dicoba" ucap Ajeng saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/9).
Advertisement
Baca Juga
Ajeng mengatakan warna-warna seperti mustard, kuning pucat, orange yang telah di saturasi sehingga tidak mencolok, dan coklat muda, adalah beberapa warna pakaian yang akan tren pada tahun 2024-2025 mendatang.
Selain itu, padanan warna pastel dengan kombinasi biru navy dan warna solid juga masih akan sering muncul yang menghadirkan kesan maskulin dan feminin namun tetap bisa di padu padankan.
Ajeng menyarankan, bagi pemilik warna kulit sawo matang yang ingin memakai warna coklat, agar tidak terlihat kusam bisa memakai cara dengan melihat bagian kulit di bawah pergelangan tangan untuk menyesuaikannya.
Itu adalah warna kulit asli atau bisa disebut undertone. Dengan begitu, pakaian yg dikenakan akan jauh lebih cocok dengan warna kulit.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Mix and Match
Selain itu, wanita yang gemar memakai warna monokrom ini mengatakan, jangan memaksakan warna yang tidak sesuai dengan kepribadian. Karena dalam memilih warna pakaian juga perlu merasakan "vibes" dari warna tersebut agar pantas saat dipakai.
"Rasakan 'vibes' nya, mau orang lain bilang bagus, kalau kamu merasa nggak cocok warnanya akan jelek kalau tubuh menolak," kata Ajeng, melansir Antara.
Sementara bagi yang menyukai pakaian warna hitam, Ajeng memberikan tips untuk tidak bosan untuk mix and match kemeja dan celana yang ada di lemari karena bisa menjadi suatu look yang berbeda meskipun hanya warna hitam atau putih.
Di sisi lain, Ajeng juga mengatakan bahwa tren di kalangan generasi Z juga sudah mulai berkembang di dunia fesyen dan sangat pesat perubahannya.
Hal itu karena gen Z tidak takut untuk mencoba banyak tren yang mereka kombinasikan dengan gaya dari subkultur negara lain sehingga menumbuhkan tren baru seperti goth core dan fairy core dari K-Pop.
Stylist dari lini fesyen Masshiro & Co ini mengatakan Gen Z bisa menormalisasi dan memudahkan semua tren yang ada, hingga terkadang bisa menimbulkan kontroversi karena tidak ada batasan gender.
"Mereka justru memberikan warna evolusi tersendiri. Dari subkultur tahun 90an seperti Britney Spears dan boy band, diambil kembali sama Gen Z untuk di aplikasikan dengan core dan style yang berbeda," tutupnya.
Advertisement