Liputan6.com, Blora - Video puluhan warga antre mengais-ngais air bersih di sumber mata air yang sebentar lagi mengering beredar di media sosial. Diketahui kejadian tersebut terjadi di Dukuh Kembang, Desa Jurangrejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Video Tiktok berdurasi 49 detik yang diunggah @rendi_gronnt pada Sabtu (16/9/2023), itu sendiri telah dilihat 5,4 juta penonton.
Baca Juga
"Ini buat kamu yang nggak percaya kalau ini video beneran dan ini adalah cara mengambil air di desaku yang ngga ada sumber air. Jangan anggap kotor ya, ini adalah air satu-satunya yang ada di desaku. Kalo ngga ada hujan ya begini cara mengambilnya", kata seorang dalam video viral tersebut.
Advertisement
"Tempat ini pun sangat jauh dari pedesaan dan inipun kalo kesini harus pakai kendaraan untuk mengambil air ini. Walaupun sedikit tapi kami tetap bersyukur kok," katanya lagi.
Terkait hal tersebut, BPBD Kabupaten Blora Agung Tri membenarkan adanya kejadian dalam video tersebut. Ia menjelaskan Kabupaten Blora saat ini sedang dalam masa tanggap darurat kekeringan.
"Kami dari BPBD Kabupaten Blora melaksanakan upaya pengiriman air bersih di seluruh wilayah Blora yang terdampak kekeringan," katanya kepada Liputan6.com, Senin (18/9/2023).
Di Kabupaten Blora, sambungnya, ada sekitar 150 desa di 16 kecamatan yang mengalami kekeringan.
"Semua sudah terjadwal dalam upaya pendistribusian air bersih di wilayah terdampak. Untuk wilayah Dukuh Kembang di Kecamatan Bogorejo kemungkinan akan dijadwalkan dalam minggu ini" pungkasnya.
Bantuan Air Bersih
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan berupa air bersih ke sebanyak 850 desa di 32 kabupaten/kota yang terdampak musim kemarau pada 2023 ini.
“Dari 850 desa yang menerima bantuan total 33.060.300 liter air bersih itu, terbanyak ada di Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga,” kata Kepala BPBD Provinsi Jateng Bergas Catur Sasi di Semarang, Senin.
Menurut dia, penyaluran bantuan air bersih sudah dipersiapkan sejak Mei 2023 dan distribusinya terus dilakukan ke wilayah terdampak musim kemarau yang mengakibatkan terjadi beberapa masalah kekeringan.
"Di awal sudah dipersiapkan, seperti di Grobogan, Blora, Sragen, Klaten sudah mempersiapkan diri. Sampai hari ini masih belum ada masalah," ujarnya.
Ia menyebut upaya penyaluran air bersih kepada masyarakat akan terus disiagakan hingga nanti memasuki awal musim hujan yang diperkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan mulai bulan November 2023.
"Namun ini masih jalan September dan nanti masuk Oktober. Semoga nanti bulan November sudah masuk awal musim hujan," katanya.
Disinggung soal kendala penyaluran bantuan air bersih, Bergas mengaku tidak ada kendala yang berarti, namun dirinya mengimbau masyarakat agar saat mendapat suplai air dari pemerintah maupun swasta bisa menyiapkan tempat tandon air terpadu.
Jika tandon air terpadu berkapasitas besar sudah ada, pengiriman air akan lebih cepat, tapi jika masyarakat hanya menggunakan ember untuk penampungan air, maka penyaluran air akan memakan waktu lebih lama.
"Selebihnya, ya kami minta masyarakat tetap menghemat penggunaan air bersih. Selain itu, apabila ada CSR dari pihak-pihak lain, kami harap bisa berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota setempat," demikian Bergas Catur Sasi.
Advertisement