Sukses

Duduk Perkara Massa Mengamuk hingga Bakar Kantor Bupati Pohuwato

Ribuan demonstran yang mayoritas penambang lokal menggelar aksi unjuk rasa di beberapa tempat di Kabupaten Pohuwato Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo - Ribuan demonstran yang mayoritas penambang lokal menggelar aksi unjuk rasa di beberapa tempat di Kabupaten Pohuwato Gorontalo. Pengunjuk rasa yang diperkirakan mencapai dua ribu orang ini mengeruduk sejumlah fasilitas umum.

Mulai dari kantor perusahaan PT PGP, Kantor Bupati Pohuwato, kantor DPRD hingga rumah dinas bupati. Sebelumnya, aksi unjuk rasa oleh penambang lokal itu digelar juga oleh forum ahli waris penambang Pohuwato.

Persoalan ini bermula saat para penambang lokal menuntut agar pihak perusahaan mengembalikan lokasi warisan leluhur, yang memang sudah digarap mereka bertahun-tahun. Warga meminta, agar pihak perusahaan menghentikan aktivitas penambangan.

Tidak hanya diminta untuk menghentikan aktivitas penambangan. Mereka justru harus menyelesaikan sengketa dan ganti rugi lahan diduga sudah digarap oleh pihak perusahaan.

Lantaran tuntutan mereka tidak digubris pihak perusahaan, massa aksi akhirnya melakukan tindakan anarkis. Bahkan kepolisian mencoba mengamankan aksi tersebut malah menjadi sasaran amukan masa.

Setelah melakukan perusakan di kantor perusahaan, massa aksi kemudian bergerak ke kantor bupati Pohuwato. Mereka kemudian menuntut janji sang bupati untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Akan tetapi, saat berada di kantor bupati, mereka tidak ditemui oleh siapapun. Hingga akhirnya masa terpaksa kembali bertindak anarkis hingga membakar kantor bupati.

 

2 dari 2 halaman

Kata Polisi

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo, Komisaris Besar Polisi Desmont Harjendro, saat dihubungi via telepon mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dan pemantauan di lokasi kebakaran.

Personel gabungan dari Polda Gorontalo dan Polres Pohuwato telah dikerahkan untuk mengamankan unjuk rasa itu, dan polisi sudah berada di lokasi.

Sedangkan Kapolda Gorontalo Irjen Pol Angesta Romano Yoyol saat dihubungi Liputan6.com mengatakan, kerusuhan membuat beberapa anggotanya menjadi korban luka-luka, lantaran diserang massa aksi.

"Ada sekitar tujuh orang anggota kami yang jadi korban. Saya tegaskan, bahwa kami tidak sedang berperang dengan masyarakat,” kata Romano Yoyol.

Pihaknya hanya berusaha mengamnkan jalannya unjuk rasa. Namun tiba-tiba terjadi kericuhan yang tak terhindaarkan, maka mereka juga harus bertindak.

"Para pelaku yang anarkis akan kami tangkap semuanya," tegasnya.