Sukses

Tragedi Kerusuhan Pohuwato, Simak Seruan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Pohuwato meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak memperpanjang tindakan kekerasan yang terjadi, tanpa memandang dari pihak mana kekerasan tersebut berasal.

Liputan6.com, Gorontalo - Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Pohuwato, KH Abdullah Aniq Nawawi mengeluarkan pernyataan resmi terkait kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Pohuwato. Kerusuhan yang berujung pada pembakaran kantor bupati itu mendapat perhatian dari tokoh agama.

Atas tragedi ini, Aniq Nawawi menyoroti beberapa poin penting sebagai panduan untuk mengatasi yang tengah melanda Kabupaten di ujung barat Gorontalo itu.

Pertama, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Pohuwato meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak memperpanjang tindakan kekerasan yang terjadi, tanpa memandang dari pihak mana kekerasan tersebut berasal.

Kedua, dalam upaya mencapai penyelesaian, pondok pesantren mendorong semua pihak untuk segera memperbaiki pola komunikasi dan mencari solusi terkait masalah tambang. Dirinya menekankan pentingnya memastikan masyarakat penambang Pohuwato memperoleh hak-hak yang pantas.

Selanjutnya, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Pohuwato mengingatkan, tugas utama pemerintah adalah memastikan kemaslahatan masyarakat luas. Sejalan dengan prinsip-prinsip fikih, masyarakat juga diharapkan untuk bersama-sama menjaga kondusivitas Pohuwato demi kebaikan bersama.

Dalam pernyataan ini, pondok pesantren mendorong semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, untuk mereda dan menjaga ketenangan. Pemerintah diharapkan segera mendengarkan aspirasi rakyat dengan baik agar kepentingan investasi tidak mengorbankan masyarakat umum.

Tidak hanya itu, pondok pesantren mengajak semua organisasi masyarakat Islam setempat, terutama dari Nahdlatul Ulama, untuk menjalankan fungsi mas’uliyyah ijtima’iyyah yang artinya tugas sosial-kemasyarakatan. Sosial kemasyarakatan untuk menjembatani komunikasi dan pemberdayaan antara masyarakat dengan pihak pemerintah.

"Saya minta seluruh kader untuk aktif dalam menjaga stabilitas daerah dan mendukung aspirasi masyarakat sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka," kata Aniq Nawawi.

Terakhir, pondok pesantren mendesak diadakannya mediasi oleh lembaga netral untuk menjaga kondusifitas daerah. Bahkan dirinya menekankan, pentingnya perdamaian dan penyelesaian masalah secara konstruktif di tengah kondisi saat ini.

"Semua pihak diharapkan dapat bersatu demi kepentingan bersama dan kedamaian Pohuwato serta Gorontalo pada umumnya," ia menandaskan.

 

Simak juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kronologi Kantor Bupati Pohuwato Dibakar

Kerusuhan yang berujung pada pembakaran kantor bupati Pohuwato berawal ketika ribuan demonstran yang mayoritas penambang lokal menggelar aksi unjuk rasa. Pengunjuk rasa yang diperkirakan kurang lebih dua ribuan orang ini mendatangi kantor pusat pemerintahan daerah.

Mulai dari kantor perusahaan PT PGP, kantor bupati Pohuwato, kantor DPRD hingga rumah dinas bupati. Usai melakukan perusakan di kantor perusahaan, masa kemudian bergerak menuju kantor bupati.

Mereka berniat bertemu bupati yang sebelumnya berjanji akan menyelesaikan persoalan antara perusahaan dan penambang lokal. Tak bertemu bupati akhirnya menyulut amarah para demonstran, yang kemudian berbuat anarkis.

Mereka lalu mulai merusak kantor bupati dengan cara melempari batu dari luar gedung. Selain itu, sebagian masa memasuki kantor dan merusak interior yang ada di dalam tanpa ampun.

Ruangan demi ruangan dibuka paksa oleh para demonstran dan merusak segalanya yang mereka dapati di dalam. Meja, kursi hingga foto yang terpajang di dalam ruangan kantor bupati dipecahkan.

Usai melakukan pengrusakan, massa aksi yang berkumpul di lobi kantor bupati Pohuwato kemudian menyusun seluruh meja, kursi dan interior yang ada. Kemudian, meja yang tersusun itu dibakar para demonstran.

Beberapa saat kemudian, api tersebut kemudian membesar dan merambah ke bagian bangunan kantor bupati. Tak beberapa menit berselang, akhirnya seluruh bangunan kantor yang memilki dua lantai itu terbakar hebat.

"Kalau melihat sumber api, itu berasal dari tumpukan kursi, meja dan interior kantor yang disusun oleh demonstran kemudian mereka bakar," kata salah satu saksi di lapangan yang namanya tidak mau disebutkan.

"Bahkan, video pembakaran tersebut banyak beredar di media sosial," ungkapnya.

Usai membakar kantor bupati, masa pengunjuk rasa yang didominasi oleh laki-laki ini bergerak menuju Kantor DPRD. Masa kemudian merusak seluruh fasilitas yang ada di kantor tersebut.

Sementara itu, Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga membenarkan, sejumlah fasilitas yang dirusak massa. Selain kantor bupati terbakar, kantor DPRD dan rumah dinas bupati rusak.

“Meski begitu, pelayanan tetap akan dilakukan. Kami akan berkantor di kantor bersama atau numpang di OPD lain,” kata Saipul.

Pihaknya belum bisa memastikan berapa kerugian dari aksi unjuk rasa yang berakhir anarkis itu. Ia juga memastikan tidak ada pegawai yang menjadi korban.

"Alhamdulillah tidak ada pegawai yang menjadi korban. Akan tetapi kami juga menyesalkan, ada sekitar 10 orang anggota polisi yang luka-luka," ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.