Liputan6.com, Jakarta - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI, menerima pengurus Sanggar Seni dan Budaya Panca Kaki Siman Noor Kebagusan di Kantor Bakesbangpol DKI Jakarta, Blok H Lantai 15, Kebon Sirih Nomor 18, Jakarta Pusat, Jumat 22 September kemaren.
Kepala Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan Badan Kesbangpol Eliazer Hutapea didampingi Staf Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, Andi serta Ibu Wulandari dari Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta dan Ibu Mulyati dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta.
Konseptor sanggar, Nana Suryana memaparkan maksud dan tujuan pentingnya partisipasi dan peran aktif seluruh anak cucu keturunan pendiri Kebagusan dari keluarga besar Siman Noor berkontribusi di pembangunan, khususnya di wilayah Kebagusan, dengan berkolaborasi kepada seluruh pemangku kepentingan pembangunan (stakeholder).
Advertisement
Tujuannya, dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan berdasarkan pilar konservasi, restorasi, tata kelola dan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat melalui koalisi peran aktif dari pengusaha swasta (private sector) di wilayah Kebagusan, Pemerintah Wilayah dan Masyarakat setempat, dalam hal ini, warga masyarakat Kelurahan Kebagusan, dan Sanggar Seni Budaya Panca Kaki Siman Noor.
"Dimana sanggar tersebut adalah satu-satunya wadah induk silaturahmi orang Kebagusan Asli anak keturunan Siman Noor," kata Nana.
Ketua Umum Sanggar, Erick Cahyadi Syawal, menambahkan, Sanggar Panca Kaki adalah wadah induk yang menaungi 5 forum silaturahmi keluarga besar Siman Noor. Yaitu Ikatan Keluarga Besar Siman Noor (IKBSN), Pendopo Agama & Budaya Siman Noor, Perguruan Grantang Buana, Koperasi Keluarga Kembang Siman Noor dan Forum Silaturahmi Entong Rame (FUSER), yang mana seluruh forum keluarga tersebut sudah aktif puluhan tahun sejak didirikan hingga saat ini.
Dalam rangka menyatukan visi misi serta kesamaan maksud dan tujuan, didirikanlah Sanggar Seni Budaya Panca Kaki Siman Noor, dengan harapan agar seluruh anak cucu keturunan Siman Noor bersama-sama memiliki tanggung jawab moral menjaga ajaran leluhur Kebagusan di segala bidang.
"Khususnya adab bermasyarakat, adab menjaga kemuliaan ajaran agama, seni dan budaya, serta adab dalam berusaha, agar supaya kesejahteraan maupun kemakmuran dapat dirasakan secara adil dan merata," ujar dia.
Maulana Yusuf, selaku ketua harian sanggar, menegaskan, bahwa seluruh pembiayaan program kerja dan pembiayaan kegiatan diperoleh dari CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan swasta di wilayah Kebagusan sebagai wujud tanggung jawab secara sosial kepada masyarakat Kebagusan, termasuk unsur pemangku kepentingan wilayah.
Oleh karenanya, sanggar Panca Kaki Siman Noor sangat merasa penting untuk berkordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah wilayah maupun Pemprov guna mendapatkan arahan dan bimbingan terkait upaya mengeksplorasi potensi sumber pembiayaan swasta agar dapat bersinergi secara benar sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.
"Kami mendatangi dan menghadap kepada pemerintah selaku pemilik peraturan dan kewenangan, semata-mata bukanlah untuk mengharapkan banrtuan pembiayaan, melainkan diberikan pendampingan dan bimbingan, sehingga kami dapat berkontribusi mendukung keberhasilan program-program pemerintah wilayah, khususnya di wilayah Kelurahan Kebagusan," imbuh dia.
Kepala Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan Badan Kesbangpol Eliazer Hutapea, merespons positif maksud dan tujuan dari seluruh isi paparan yang disampaikan pengurus sanggar.
Menurutnya, adalah hal biasa bagi dirinya diminta untuk memberikan arahan dan pembinaan kepada 3.662 ormas yang dinaungi dirinya, namun kepada sanggar Panca Kaki Siman Noor, dirinya memberikan penilaian luar biasa terhadap visi misi pengurus sanggar yang tidak bertujuan menjadikan pemerintah sebagai sumber pembiayaan kegiatan suatu organisasi masyarakat.
"Kami berkewajiban memberikan fasilitas pembinaan guna pengembangan antar organisasi kemasyarakatan, antar lembaga swadaya masyarakat atau antar organisasi lainnya, termasuk pemantauan, pengkajian dan evaluasi persatuan demokrasi, kerukunan umat beragama serta ketahanan ekonomi dan seni budaya," tuturnya.
Dia pun meyakini para pengurus sanggar Panca Kaki Siman Noor Kebagusan mampu dan piawai mengelola potensi ekonomi di wilayah Kebagusan, membangun komunikasi dan kordinasi kepada pemerintah wilayah setempat.
"Dan mampu mengkordinasi warga masyarakat untuk bekerjasama mewujudkan lingkungan yang aman, tentram rukun sahaja, dan bersinergi dengan seluruh stakeholder setempat," ucapnya.
Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, yang diwakili Wulandari pun memberikan tanggapan khusus terhadap unsur kebudayaan dari jejak dan cerita leluhur pendiri Kebagusan yang hingga saat ini dipertahankan anak cucu keluarga besar Siman Noor.
Pihaknya membuka kesempatan kepada pengurus sanggar Panca Kaki Siman Noor untuk berkordinasi secara intens kepada Dinas Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta untuk mendapatkan fasilitas kebudayaan yang diperlukan sanggar.
Senada dengan tanggapan Dinas Kebudayaan, Staf Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, yang diwakili Mulyati, mempersilahkan pengurus sanggar Panca Kaki Siman Noor untuk bersurat dan berkoordinasi kepada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta.
"Untuk mendapatkan fasilitas dan pendampingan serta pembinaan UMKM dan Koperasi yang diperlukan oleh sanggar guna mengembangkan kegiatan yang sudah berjalan dan upaya peningkatan hasil usaha," ujar dia.