Sukses

Bikin Heboh Jagat Maya, Ternyata Ini Fakta Pasutri Purwakarta yang Ngaku Disekap di Kamboja

Pasutri asal Kabupaten Purwakarta, mengaku disekap di negara Kamboja. Video yang mereka unggah di Tiktok itu sontak membuat heboh

Liputan6.com, Purwakarta belum lama ini jagat maya dihebohkan dengan unggahan video melalui TikTok dari pasangan suami istri (Pasutri) asal Kabupaten Purwakarta. Dalam video tersebut memperlihatkan kondisi mereka yang memprihatinkan.

Unggahan pasutri ini pun sontak menjadi Video Viral TikTok, apalagi setelah diunggah oleh akun TikTok milik @pangareangrey yang lantas ditag ke akun media sosial Instragram milik Kang Dedi Mulyadi @dedimulyadi71.

Dalam unggahannya itu, Pasutri tersebut mengaku disekap di kamar mandi oleh bosnya. Penyekapan itu, kata mereka, dilakukan di perbatasan Vietnam dan Kamboja.

Dalam video itu, mereka juga mengaku sudah tiga hari tidak diberi makan. Bahkan, tak diperbolehkan untuk ke kamar mandi. Parahnya lagi, tangan pasangan ini terlihat diborgol.

Mendengar kabar tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta langsung bergerak cepat. Dinas terkait, juga menerjunkan tim menggali informasi lebih jauh mengenai pasutri yang mengaku disekap itu. Termasuk, mencari tahu lewat para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Kamboja.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi menjelaskan, dari hasil penelusuran yang dilakukan jajarannya memang benar jika pasutri yang viral di Tiktok itu merupakan warga Kabupaten Purwakarta. Pihaknya, bersama tim dari kepolisian dan unsur TNI saat itu juga langung mendatangi keluarga mereka.

"Pasutri ini bernama Lingga dan Nia. Dari hasil penelusuran, Lingga beralamat di Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta kota, sedangkan Nia beralamat di Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur," ujar Didi dalam keterangannya, Minggu (24/9/2023).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Diduga Pembohongan Publik

Didi mengaku, setelah mendatangi keluarga mereka ada informasi mencengangkan yang ia terima. Untuk Lingga, pihak keluarga menjelaskan bahwa dia berangkat ke luar negeri pada 2022 dan bekerja sebagai CS judi online. Sebelumnya, ia berangkat ke Singapura menyusul istrinya (Nia) untuk kemudian bersama-sama menuju Kamboja.

Akan tetapi, lanjut dia, selama bekerja di Kamboja pasutri ini justru malah merepotkan kakaknya yang ada di Purwakarta. Kakaknya sendiri, atas nama Mayang. Mayang mengaku, selalu dimintai tolong untuk mengirimkan uang kepada mereka dengan alasan untuk membebaskan mereka dari utang-utang selama di Kamboja.

Awal-awal, keinginan Lingga selalu dituruti oleh kakaknya itu. Namun, saat meminta tolong dikirimi uang untuk kesekian kalinya atau tepatnya pada 19 September kemarin kakaknya ini menolak. Kemungkinan, kata Mayang, karena tidak dituruti maka dibuatlah video seperti yang viral saat ini.

Keterangan yang hampir sama juga disampaikan pihak keluarga Nia. Adapun keterangan versi keluarga Nia menyatakan, jika pasutri ini bersama-sama berangkat ke Kamboja melalui Batam. Pengurusan paspor mereka pun dilakukan di Batam.

Pada Selasa 19 September 2023 kemarin, kata keluarga, Nia sempat menelepon ke saudaranya atas nama Doni. Nia, saat itu minta dicarikan pinjaman sebesar 2.600 dollar. Akan tetapi permintaan Nia ini ditolak oleh Doni, karena teman Doni yang ada di Kamboja tidak bisa memberikan pinjaman.

Saat itu, Nia pun memperlihatkan kondisi mereka berdua melakukan sambungan video call dengan kakaknya ini. Nia dan suaminya bilang kalau mereka sedang disekap karena tidak membayar uang denda.

Sesaat setelah menghubungi kakaknya, Nia juga sempat komunikasi dengan Juli (ibu angkatnya) dan mengatakan bahwa saat ini permasalahannya sudah selesai karena dia sudah ditebus oleh perusahaan yang baru tempat dia bekerja sekarang. Nia juga mengatakan bahwa tidak ada keinginan dia untuk pulang ke Indonesia.

Kesimpulannya, kata Didi, video yang menghebohkan jagat maya ini bukan merupakan kasus penyekapan. Dia menduga, video yang beredar dan sempat menghebohkan ini merupakan pembohongan publik. Dengan begitu, Disnakertrans tidak akan melakukan upaya lebih lanjut terkait hal itu.

"Awalnya, kami akan berkoordinasi dengan Direktorat PWNI dan BHI, Kementerian Luar Negeri untuk mengupayakan penyelamatan mereka. Setelah ditelusuri, kok ceritanya begini," ujarnya.