Sukses

Laut Kidul Kebumen Kembali Minta Tumbal, Usai Pelajar Kini Giliran Pria Dewasa

Sejumlah kecelakaan air terjadi di pantai selatan Cilacap, Kebumen hingga Purworejo. Bahkan, pada 23 September 2023, dilaporkan dua orang tenggelam di lokasi berbeda

Liputan6.com, Kebumen - Perairan pantai selatan Jawa, populer pula disebut Laut Kidul dikenal dengan keganasannya. Korban ombaknya terus berjatuhan sepanjang tahun.

Pada September 2023 ini, sejumlah kecelakaan air terjadi di pantai selatan Cilacap, Kebumen hingga Purworejo. Bahkan, pada 23 September 2023, dilaporkan dua orang tenggelam di lokasi berbeda.

Pertama adalah pelajar berusia 14 tahun, Ferdy yang hilang tenggelam di Pantai Cemara Sewu, Kebumen. Kedua, pria paruh baya yang diduga hilang tenggelam saat menjala ikan di Pantai Silumut, Puring, masih di kabupaten yang sama.

Korban bernama Slamet Suprianto (36), Dukuh Kauman RT 001 RW 003, Desa Sidoharjo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa mengatakan, berdasar informasi yang diterima, korban pergi dari rumah sejak Jumat (22/09/2023) pukul 17.30 Wib untuk menebar jaring di sekitar Pantai Silumut.

Menurut kesaksian rekannya, hingga pukul 20.00 Wib korban belum juga menebar jaring. Namun, pada pukul 23.00 Wib korban sudah tidak terlihat lagi oleh rekannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Pencarian Gabungan

Kemudian pada Sabtu (23/09) pukul 08.00 Wib sempat terlihat diduga kumbul dan jaring korban sejauh 300 meter ke arah timur dari titik terakhir korban terlihat.

"Di Pantai hanya ditemukan motor dan patok jaring milik korban dan sampai saat ini masih dilakukan pencarian oleh Tim SAR Gabungan," kata Adah.

Adah menjelaskan, karena lokasi hilangnya Slamet berdekatan dengan korban pertama di Pantai Cemara Sewu maka Basarnas memberangkatkan tim AJU terlebih dahulu. Tim ini melakukan assesment.

"Kami berangkatkan juga satu tim rescue menuju Pantai Silumut untuk melaksanakan operasi SAR," jelasnya.

Adah mengatakan, pencarian dilakukan dengan penyisiran darat dan laut. Akan tetapi, pencarian dengan penyisiran laut banyak terkendala karena tingginya gelombang.

"Hingga pukul 20.00 Wib telah dilakukan pemantauan dan penyisiran di sekitar lokasi kejadian, namun tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban," ucap dia.

Pencarian dilanjutkan pada Minggu dan akan terus dilakukan hingga korban ditemukan, atau maksimal selama tujuh hari.