Sukses

Makna Filosofis di Balik Motif Batik Mega Mendung Khas Cirebon

Kisah munculnya model megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada kisah kedatangan bangsa Tionghoa di wilayah Cirebon

Liputan6.com, Cirebon - Batik merupakan salah satu warisan budaya tak benda khas Indonesia. Ragam motif batik yang ada di daerah Indonesia masih lestari bahkan menjadi daya tarik dunia.

Dirangkum dari berbagai sumber, batik adalah seni tekstil kuno yang menghasilkan kain dengan desain dan motif yang rumit. Salah satu motif yang mendunia adalah Batik Mega Mendung Cirebon.

Kisah munculnya model megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada kisah kedatangan bangsa Tionghoa di wilayah Cirebon. Saat itu, pelabuhan Muara Jati di Cirebon menjadi tempat persinggahan para migran dalam dan luar negeri.

Sejarah dengan jelas mencatat bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16. Ia menikah dengan Permaisuri Ong Tien dari Tiongkok.

Beberapa benda seni didatangkan dari Tiongkok, seperti keramik, piring, dan kain berhiaskan awan. Motif Mega Mendung melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan.

Motif batik ini memiliki sejarah yang berkaitan dengan kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tien.

Kekhasan Mega Mendung atau tidak hanya pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas seperti biru dan merah. Namun, juga pada nilai-nilai filosofi yang terkandung pada motifnya.

2 dari 2 halaman

Makna Filosofis

Hal ini sangat berkaitan dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. Mega Mendung Cirebon sarat akan makna religius dan filosofi.

Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa, berumah tangga sampai mati. Antara lahir dan mati tersambung garis penghubung yang semuanya menyimbolkan kebesaran Illahi.

Secara umum, motif batik Cirebon dibagi dalam lima kelompok ragam hias, di antaranya wadasan (batu karang atau batu cadas), geometris, pangkaan (buketan), byur, dan semarangan.

Batik Mega Mendung adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Meskipun berkembang dengan sentuhan modern, seni ini tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan keindahannya yang abadi.

Setiap helai Batik Mega Mendung adalah karya seni unik yang menggambarkan kecerdasan dan keterampilan seniman Cirebon. Dengan demikian, Batik Mega Mendung bukan sekadar kain, tetapi juga sebuah cerita tentang keindahan, budaya, dan warisan yang tak ternilai dari Cirebon.

Itu adalah simbol bangga bagi masyarakat Cirebon dan sekaligus jendela bagi dunia untuk menghargai kekayaan seni dan tradisi Indonesia yang tak terkalahkan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Video Terkini